Sukses

BNI Kantongi Triliunan Rupiah dari Bisnis Pengiriman Uang

PT Bank Negara Indonesia Tbk mencatatkan pertumbuhan 14,3% dari bisnis pengiriman uang (remitansi) pada 2013.

Bisnis pengiriman uang (remitansi) antar bank terus bertumbuh setiap tahun. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) ikut mereguk pendapatan dari bisnis remitansi, baik dari para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri maupun ekspatriat lain.

Pemimpin Divisi Internasional BNI, A Firman Wibowo mencatatkan, transaksi remitan BNI secara keseluruhan sepanjang 2013 mencapai US$ 84,84 miliar atau meningkat 14,3% dari periode 2012. Jika dihitung dengan asumsi kurs Rp 12.149 per dolar AS, total transaksi remitan tersebut mencapai Rp 1.030,76 triliun.

"Jumlah uang yang di transfer dari luar negeri ke Indonesia selama tahun lalu mencapai US$ 40,44 miliar atau naik dari realisasi sepanjang 2012 yang meraup US$ 37,48 miliar," terang dia dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (26/1/2014).

Sedangkan jumlah dana yang dikirim dari Indonesia ke luar negeri, kata Firman, mencapai US$ 44,4 miliar. Angka ini naik signifikan dari capaian periode sebelumnya sebesar US$ 36,75 miliar.

"Pelayanan transfer dana ini menghasilkan pendapatan total bagi kami dengan pertumbuhan 13,3% pada tahun lalu dibanding 2012," ujarnya.

Raihan tersebut, sambung dia, ditopang dari penyebaran jaringan smart remittance yang hingga kini tercatat sebanyak lebih dari 60 kantor virtual. Kantor-kantor ini tersebar di Arab Saudi, Abu Dhabi, Dubai, Qatar, Kuwait, Oman, Bahrain, Yordania, Taiwan, Hong Kong, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Australia dan Belanda.

Smart remittance juga melayani lima cabang BNI di luar negeri, antara lain New York, London, Tokyo, Hong Kong dan Singapura. BNI Remittance Limited berada di Hong Kong dan Remittance Representative berada di negara-negara potensial (kantung-kantung) penempatan TKI.

Selain itu, Pemimpin Divisi Jasa Transaksional Perbankan BNI, Iwan Kamaruddin menambahkan, pihaknya tengah menggeber pelayanan cash management sebagai sumber pendapatan baru di tengah sesaknya persaingan di industri perbankan.

"Bisnis anyar berbasis komisi ini juga bisa menyiasati semakin tipisnya pendapatan bank dari marjin bunga dan tantangan yang semakin besar di pasar perbankan," tuturnya.

Pelayanan publik yang menggunakan layanan cash management perbankan pelat merah ini, meliputi, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) yaitu otomasi lelang di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL), Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum, dan Direktorat Jenderal Imigrasi yang berada di bawah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Ada pula Badan Pengawasan Obat dan Makanan dan banyak instansi pemerintah lainnya yang dibantu oleh BNI dalam rangka mendukung tata laksana pemerintahan yang baik.

"Tahun lalu, jumlah akun institusi yang mempercayakan dananya kepada kami mencapai 188 ribu akun atau meningkat 11% dibandingkan 2012. Sedangkan volume transaksi elektronik melalui cash management naik mencapai 15 juta transaksi," pungkas Iwan.  (Fik/Ahm)


Baca juga:

BNI Gandeng Pesantren Kenalkan Jasa Keuangan

Besarnya Jasa TKI untuk Negara, Tapi Nasibnya Kurang Diperhatikan

Ciptakan Sinergi, BPJS Gandeng Tiga Bank BUMN





* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.