Sukses

Suku Bunga The Fed Naik, Rupiah Paling Berisiko

Rupiah dituduh sebagai salah satu mata uang paling berisiko dalam menghadapi kenaikan suku bunga The Fed.

Liputan6.com, Singapura - Mata uang di sejumlah negara Asia termasuk rupiah seringkali terombang-ambing menghadapi berbagai kebijakan moneter yang digelontorkan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed). Rupiah bahkan disebut-sebut sebagai salah satu mata uang paling berisiko dalam menghadapi kenaikan suku bunga The Fed.

"Mata uang yang paling berisiko biasanya berasal dari negara yang memiliki kepemilikan utang asing dalam jumlah tinggi seperti ringgit. Serta mata uang dari negara-negara yang konsisten mengalami defisit transaksi berjalan seperti rupiah dan rupee," ungkap analis investasi Phillip Futures, Howie Lee seperti dikutip laman Business Asiaone, Senin (29/9/2014).

Beberapa mata uang Asia memang tercatat melemah ke level terendahnya dalam beberapa bulan terakhir mengingat para investor lebih tertarik pada dolar AS. Mata uang Negeri Adidaya itu memang menguat pesat menyusul kemungkinan The Fed akan segera menaikkan suku bunganya.

Para analis mengatakan, sejumlah mata uang Asia akan terus melemah meski dampaknya tak sebesar saat The Fed mengumumkan akan menghentikan kebijakan stimulusnya tahun lalu.

Pada Mei 2013, mantan gubernur The Fed Ben Bernanke membuat mata uang negara-negara Asia tenggelam setelah mengumumkan akan menarik pembelian asetnya demi memancing perekonomian AS. Alhasil, sebagian besar mata uang Asia melemah setelah beberapa bulan mengalami penguatan.

Sejauh ini, ringgit telah menyentuh level terendahnya dalam empat bulan terakhir di level 3,26 ringgit per dolar AS.

Sementara peso Filipina terus melemah ke level terparahnya sejak April. Tak ketinggalan, dolar Singapura melemah sekitar dua persen terhadap dolar sejak Juli.

Seperti tahun lalu, The Fed belum menaikkan suku bunga, dampaknya langsung menghantam sejumlah mata uang di Asia termasuk rupiah. (Sis/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini