Sukses

Jokowi Efek Tak Akan Mampu Tolong Rupiah Menguat

Pasokan dolar yang terbatas sementara permintaan yang terus meningkat akan membuat dolar semakin menguat. Hal ini akan melemahkan rupiah.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi)http://bisnis.liputan6.com/read/2113796/jokowi-harus-lakukan-ini-jika-ingin-rupiah-kembali-perkasa diprediksi tidak bisa membuat nilai tukar rupiah kembali menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Pengamat Ekonomi Komisaris Independen Bank Permata Tony Prasetiantono mengatakan hal itu karena kebijakan  AS yang segera menghentikan kelonggaran likuditas dengan cara mencetak uang (quantitatif easing). Kebijakan ini serta merta akan menyedot dolar berkurang di pasar.

"Amerika Serikat tidak lagi melakukan quantitative easing. 29 Oktober Amerika Serikat memutuskan penghentian quantitative easing," kata Tony, pada acara Indonesia Kenowledge Forum III 2014, di kawasan bisnis Sudirman, Jakarta, Jumat (10/10/2014).

Menurut dia, pasokan dolar yang terbatas sementara permintaan yang terus meningkat akan membuat dolar semakin menguat. Hal ini akan melemahkan rupiah.

"Apakah bisa Presiden Jokowi menguatkan rupiah ke  Rp 9.000?, Jawabanya tidak siapapun presidennya, karena dolar AS akan diburu demand akan naik, ketika diburu dolar akan naik," ungkapnya.

Berkaca pada kondisi saat ini, dia mengaku pesimistis rupiah akan menguat di kisaran Rp 11.200 seperti saat Jokowi diumumkan sebagai pemenang Pemilihan Presiden.

"Kita tidak boleh terlalu optimistik rupiah Rp 11.200 per dolar, karena saat diumumkan kemenangan Pak Jokowi sebagai Presiden Itu tidak akan terulang karena kondisinya berbeda," pungkas dia. (Pew/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini