Sukses

Harga BBM Bersubsidi Naik, IHSG Meroket?

Sejumlah pelaku pasar modal menilai, penyesuaian harga BBM bersubsidi dapat memberikan positif untuk ekonomi Indonesia dalam jangka panjang.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak ke arah positif jika Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) berani menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Kebijakan tersebut hendaknya direalisasikan pada tahun ini.

Presiden Direktur PT Schroder Investment Management Indonesia, Michael Tjoajadi melihat,  IHSG melemah sementara akibat hantaman sentimen negatif yang datang dari global maupun dalam negeri.

"Saya tidak bisa prediksi level IHSG, karena Bank Indonesia pun tidak bisa meramalkan nilai tukar rupiah. Yang pasti, trennya bisa menjadi positif," ujar dia saat berbincang di Jakarta, seperti ditulis Selasa (14/10/2014).

Kata Michael, investor pasar modal kecenderungan berinvestasi dalam jangka panjang, bukan jangka pendek. Sehingga dia mengimbau, pemerintahan baru dapat merilis kebijakan yang mampu memperkuat struktur ekonomi makro dan memperbaiki masa depan Indonesia, salah satunya menyesuaikan harga BBM subsidi.

"Subsidi BBM dikurangi, lalu alihkan ke infrastruktur. Nanti akan ada pembangunan dari mana-mana bukan saja pemerintah, tapi swasta pun ikut investasi. Dengan begitu, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan daya beli masyarakat dan akhirnya mendongkrak pertumbuhan ekonomi kita," jelas Michael.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen Lilis Setiadi mengaku masih mengkaji kenaikan harga BBM terhadap IHSG. Pasalnya rencana penyesuaian harga tersebut masih belum jelas karena tergantung pemerintahan baru.

"Kita masih lihat harga BBM jadi naik nggak? Kapan? Dampaknya baru bisa dikaji setelah itu misalnya ke inflasi, termasuk sektor-sektor (saham) apa yang lebih banyak tantangan dibanding sektor lain akibat kenaikan harga BBM," ucap Lilis.

Dari tahapan itu, sambung Lilis, pihaknya baru akan mengetahui sektor saham apa yang baik dan dapat dijadikan portofolio investasi relevan bagi penanam modal.

"Jadi dampak ke IHSG-nya belum kita tahu, kenaikan harga BBM saja nggak tahu kapan. Paling penting, naikkan harga BBM subsidi yang relevan buat ekonomi kita sebesar Rp 2.000 per liter. Di bawah itu, impek ke penghematannya nggak banyak," cetus dia.

Head of Distribution Sales BNP Paribas Investment Partners Liliana Baling menilai, pengurangan anggaran subsidi BBM bersubsidi akan langsung memperbaiki makro ekonomi Indonesia.

"Saya percaya Presiden Jokowi akan menempatkan orang-orang terbaik di kabinetnya, dan melakukan perbaikan menyeluruh, menggenjot pembangunan infrastruktur sehingga investasi asing masuk. Investor Korea saja sudah PDKT dengan Jokowi," pungkasnya. (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini