Sukses

Dolar AS Pulang Kampung Bikin Rupiah Terkapar

Pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan kebutuhan dolar pada akhir tahun mendorong nilai tukar rupiah terus merosot.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menganggap nilai tukar rupiah merosot terhadap dolar Amerika Serikat (AS) merupakan sebuah mega tren yang ikut dialami mata uang seluruh negara dunia. Penyebabnya karena ekonomi AS semakin membaik.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil mengungkapkan, mata uang rupiah lebih beruntung dibanding negara lain yang mengalami depresiasi sangat dalam sepanjang periode Desember 2013 ke Desember 2014.

"Depresiasi rupiah terhadap dolar AS cuma 2,5 persen atau masih cukup bagus. Sedangkan Yen Jepang 15 persen, Ringgit Malaysia dan Bath Thailand masing-masing 6 persen. Mata uang Turki dan Brazil lebih parah pelemahannya," ucap dia di kantornya, Jakarta, Selasa (16/12/2014).

Kata Sofyan, kondisi tersebut merupakan gejala sangat umum akibat pemulihan ekonomi AS yang pesat. Sentimen lainnya datang dari rencana rapat The Fed pada 19 Desember ini untuk menentukan arah suku bunga acuan Bank Sentral AS.

"Jadi orang berspekulasi atas pertemuan ini, sehingga jadi mega tren kecenderungan dolar menguat di semua mata uang. Ekspektasi ekonomi AS bagus, diistilahkan dolar AS pulang kampung," tegasnya.

Selain itu, Sofyan menjelaskan, Indonesia menghadapi permasalahan internal terkait keranjingan ekspor komoditas mentah. Lantaranharga komoditas yang tengah merosot tajam, lanjut dia, berpengaruh terhadap mata uang rupiah.

"Pokoknya kita akan terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI). Karena koordinasi selama ini sangat bagus," imbuh Sofyan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rupiah Jatuh, BI Bakal Intervensi?

Rupiah Jatuh, BI Bakal Intervensi?

Nilai tukar rupiah anjlok hingga ke level terendah dalam 11 minggu terakhir setelah kebutuhan dolar Amerika Serikat (AS) meningkat di akhir tahun. Nilai tukar rupiah melemah ke level 12.600 per dolar AS dan menyentuh level terendah sejak November 2008.

Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK) menjelaskan, Indonesia memakai sistem kurs floating exchange rate. Dengan demikian, nilai tukar Rupiah rentan terhadap faktor ekonomi ataupun non ekonomi yang terjadi.

"Kurs yang di suatu negara seperti kita yang anut floating rate gitu. Kalau Amerika kuat ya kita melemah. Ekspektasi ekonomi Amerika sedikit lebih baik maka terjadi pelemahan Rupiah," terang JK di Kantor Wapres, Jakarta.
JK menjelaskan pemerintah tak mau melakukan intervensi. Selain itu, hal-hal yang dapat dilakukan sekarang adalah memperbaiki kondisi ekonomi di Indonesia.

"(Rupiah melemah terhadap Dollar AS) Nggak ada soal artinya ekspor baik dan impor berkurang, mekanisme kurangi defisit. Kenapa mau intervensi banyak, tak perlu dong," imbuhnya.

Sementara itu, Ekonom Raden Pardede menjelaskan BI dan pemerintah mesti menenangkan pelaku pasar agar tidak terjadi kepanikan sehingga volatilitas tetap terjaga.
 
"Dijaga saja supaya nggak panik di dalam negeri,nggak ada volatilitas tinggi. BI, OJK tetap harus memperhatikan keadaan-keadaan di pasar, jangan sampai ada kepanikan. Yakinkan pada pengusaha bukan cuma rupiah yang melemah, jangan sampai panik," pungkas Raden.

Mengutip data Bloomberg, Senin 15 Desember 2014, nilai tukar rupiah tercatat melemah 1,04 persen ke level 12.597 pada perdagangan pukul 9.05 waktu Jakarta. Sebelumnya nilai tukar rupiah anjlok parah hingga menyentuh level 12.610 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah memang telah dibuka melemah di level 12.550 pada perdagangan hari ini. Di sesi awal perdagangan, nilai tukar rupiah tercatat masih bertengger di level 12.550-12.610 per dolar AS. (Fik/Silvanus A/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini