Sukses

Juni 2015, Harga Minyak Terjun ke US$ 20 per Barel?

Para pengusaha minyak bertaruh harga minyak mentah dunia dapat meluncur hingga menyentuh level US$ 20 per barel pada Juni 2015

Liputan6.com, Sydney - Para pengusaha minyak bertaruh harga minyak mentah dunia dapat terus merosot hingga menyentuh level US$ 20 per barel pada Juni 2015.

Itu lantaran para produsen minyak di kawasan Timur Tengah bertahan dengan rencananya mempertahankan produksi dengan tujuan menekan para pengusaha minyak di AS.

Mengutip laman The Australia, Rabu (14/1/2015), pada awal Desember tahun lalu, dengan peningkatan produksi minyak AS, banyak analis yang memprediksi harga minyak akan merosot hingga US$ 40 per barel pada Desember 2015. Saat itu, AS diprediksi menjual sekitar 880 ribu barel minyak.

Namun harga minyak di awal tahun justru sudah semakin melemah dan berada di level US$ 45 per barel. Atinya, harga minyak kemungkinan dapat menyentuh level di bawah US$ 40 barel pada akhir tahun.

Tapi banyak pengusaha minyak yang memprediksi harga minyak sudah menyentuh harga US$ 20 per barel pada Juni 2015.

Pada November, OPEC yang dipimpin oleh negara Arab dan Timur Tengah serta sekitarnya memutuskan untuk tidak memangkas standar produksi minyak dunia demi menaikkan harga minyak yang terus mersosot. Saat ini harga minyak telah melemah hampir 60 persen dari US$ 115 per barel pada Juni 2014.

Negara-negara di Timur Tengah menegaskan pihaknya ingin harga minyak terus merosot guna mendorong para produsen pesaingnya, seperti perusahaan-perusahaan minyak AS, untuk mengurangi produksinya. Perusahaan minyak AS membutuhkan harga jual sekitar US$ 80 per barel guna mencetak untung.

"Strateginya tak akan berubah. Kami telah mengirim informasi ke pasar dan para produsen lain bahwa mereka harus bersikap rasional seperti OPEC, mereka harus melihat pertumbuhan pasar internasional untuk minyak," ungkap Menteri Energi Uni Emirat Arab Suhail bin Mohammed al-Mazrouei.

Dia juga memperingatkan, butuh waktu cukup lama untuk mestabilkan harga minyak saat ini.

Namun menyerang keputsan negara-negara Saudi, Iran memperingatkan, negara-negara di balik turunnya harga minyak dunia saat ini akan menyesali kondisi sekarang.

"Mereka yang merancang rencana agar harga minyak terus turun guna menentang negara lain, akan menyesali keputusannya," ungkap Presiden Iran Hassan Rouhani.

Dia bahkan memberikan peringatan cukup keras dengan mengatakan, jika Iran menderita karena harga minyak turun, maka negara-negara produsen minyak lain seperti Arab Saudi dan Kuwait akan lebih menderita dibandingkan Iran.(Sis/Nrm)

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.