Sukses

Konsumsi Semen di RI Lebih Rendah Dibanding Negara Tetangga

Jika konsumsi material rendah menunjukkan jika negara masih kurang dalam pembangunan.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU Pera) mengungkapkan, maju tidak suatu negara dalam pembangunan tidak hanya terlihat dari sumber daya manusia (SDM) pendukungnya, namun terlihat dari ukuran konsumsi material.

Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian PU Pera, Hediyanto W Husaini mengatakan, konsumsi material semen di Indonesia masih rendah. Indonesia masih di belakang Malaysia dan Vietnam.

"Semen Indonesia per kapita 300 kg per kapita, bukan makan semen tapi kita menggunakan semen. Malaysia sudah 600 kilogram (kg) per kapita, Vietnam lebih tinggi menggunakan, belum maju tapi menggunakan semen banyak hampir 1300 kg termasuk tinggi," kata dia, di Jakarta, Kamis (22/1/2014).

Padahal, untuk semen sebenarnya Indonesia tak punya kendala. Total konsumsi semen Indonesia pada tahun 2014 mencapai 60 juta ton per tahun. Sementara konsumsi hanya 59 juta ton per tahun. "Jadi kita masih surplus," paparnya.

Dia mengatakan, untuk konsumsi baja sebagian besar masih diperoleh dari impor.

Lalu, kondisi paling mengenaskan terjadi pada aspal. Dia bilang kebutuhan aspal setiap tahunnya mencapai 1,5 juta ton. Namun sebagian besar diperoleh melalui impor.

"Aspal hampir 50 persen, butuhnya 1,5 juta ton per tahun, hampir 600 ribu ton impor," kata dia.

Dia pun menegaskan, jika konsumsi material rendah menunjukkan jika negara masih kurang dalam pembangunan.

"Konsumsi baja per kapita menentukan kemampuan negara, konsumsi semen per kapita menentukan kemajuan infrastruktur negara. Kalau per kapita konsumsi  rendah negara kurang membangun. Bukan beras, gula saja, tapi baja semen," tandas dia. (Amd/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini