Sukses

Pernyataan OPEC Diabaikan, Harga Minyak Turun ke US$ 48 per Barel

Harga minyak turun lantaran para pedagang mengabaikan pernyataan dari para petinggi OPEC tentang pasar minyak

Liputan6.com, New York - Harga minyak tercatat turun ke level US$ 48,16 per barel, dengan nilai jual minyak mentah Amerika Serikat menyentuh level terendah dalam enam tahun terakhir.

Harga minyak turun lantaran para pedagang mengabaikan pernyataan dari para petinggi OPEC tentang pasar minyak yang akhirnya menyentuh level terendahnya.

Mengutip laman Reuters, Selasa (27/1/2015), ini memang periode di mana harga minyak naik dan turun bersamaan dengan dolar AS di tengah bangkitnya Yunani atas kemenangan pemilihan dari sayap kiri partai Syriza.

Harga minyak awalnya sempat menguat setelah Sekretaris Jenderal OPEC Abdullah al-Badri mengatakan, harga minyak mungkin telah menyentuh level terendahnya dan dapat bergerak naik dalam waktu dekat. Itu merupakan pernyataan pertama yang dilontarkannya setelah harga minyak tersungkur selama tujuh bulan terakhir.

Namun sayang, harga minyak mentah global jenis Brent justru turun 1,3 persen ke level US$ 48,16. Sementara harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) turun satu persen ke level US$ 45,15 atau level terendah dalam kontrak penjualannya untuk pengiriman Februari.

Badai salju besar di timur laut AS, memang menghambat produksi minyak di sana dan membuat beberapa pedagang memprediksi adanya dampak campuran pada faktor fundamental. AS hanya menjual 520 ribu barel WTI, atau sekitar sepertiga kurang dari penjualan normal.

Analis Schneider Electric, Matt Smith mengatakan, badai salju juga membuat sejumlah penerbangan dibatalkan, penurunan jumlah pengemudi mobil dan peningkatan penggunaan minyak untuk mesin pemanas menciptakan variasi indikator untuk minyak.

"Kami pernah melihat berbagai faktor ini saat Badai Sandy terjadi," kata Smith.

Sementara itu, penguasa baru Arab Saudi, Raja Salman, berjanji akan mejaga kontinuitas di sektor energi dan berbagai kebijakan asing dab mempertahankan Menteri Energi Ali al-Naimi. Itu merupakan pesan yang sengaja dikirimkan untuk menenangkan pasar minyak. (Sis/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini