Sukses

BI Sebut Tekanan Rupiah Tak Perlu Dikhawatirkan

Rupiah melemah didorong Dolar Amerika Serikat cenderung menguat terhadap sejumlah mata uang di dunia karena ekonomi AS membaik.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak mencemaskan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Lantaran depresiasi kurs rupiah jauh lebih rendah dibanding negara berkembang lain, seperti Brazil dan Turki.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo membeberkan kondisi tekanan rupiah yang masih di angka 6 persen pada periode Desember 2014 sampai Maret 2015. Sedangkan depresiasi rupiah pada tahun lalu 1,8 persen.

"Depresiasi mata uang Brazil di 2014 sebesar 12,5 persen, dan 17 persen di periode yang sama. Sementara Turki yang selalu dibandingkan dengan Indonesia, mata uangnya melemah 8 persen di tahun lalu dan 12 persen sepanjang Desember-Maret 2015," ujar dia usai Rakor Perkembangan Nilai Tukar di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3/2015).

Di sisi lain, Agus menambahkan, tekanan kurs juga terjadi pada mata uang Rubbel Rusia yang mencapai 70 persen. Jika melongok ke negara serumpun Malaysia, Ringgit mengalami pelemahan 6 persen.

"Jadi rupiah melemah tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena ada kecenderungan mata uang dolar menguat terhadap semua mata uang di dunia karena ekonomi AS menguat. Tidak perlu khawatir," tegasnya.

Agus mengatakan, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) harus mempersiapkan kemungkinan realisasi rencana penaikan suku bunga acuan (Fed Fund Rate) pada Juni dan Juli 2015.

"Yang awalnya dinaikkan 0,25 persen, bisa menjadi 0,5 atau 1 persen. Lalu pada tahun berikutnya penaikan suku bunga acuan The Fed bisa menjadi 2 persen sampai 2,25 persen. Jadi kita perlu mempersiapkan kondisi itu," papar Agus.

Dia mengaku, BI telah mempunyai arah kebijakan yang fokus pada menjaga stabilitas ekonomi makro Indonesia. "Posisi Indonesia secara moneter cautions (waspada) dan bias ketat. Bahwa kami ingin meyakinkan inflasi sesuai target 4 plus minus 1 persen pada 2015-2016," cetus Agus.

Data valuta asing Bloomberg, Jumat pekan ini menunjukkan nilai tukar rupiah melemah 0,08 persen ke level 13.192 per dolar AS. Rupiah juga sempat melemah lebih jauh ke level 13.200 per dolar AS pada perdagangan pukul 9:32 waktu Jakarta.

Rupiah sebelumnya dibuka melemah di level 13.185 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di level 13.182 per dolar AS. Hingga menjelang siang, nilai tukar rupiah masih aktif berfluktuasi di kisaran 13.167 - 13.200 per dolar AS.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) juga mencatat nilai tukar rupiah nyaris kembali ke level 13.200 per dolar AS. Rupiah melanjutkan pelemahan dari hari-hari sebelumnya di level 13.191 per dolar AS.(Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini