Sukses

Kepala Bappenas: Bantuan Sosial Bikin Orang Bangga Dicap Miskin

Perencanaan pembangunan yang kurang baik melemahkan masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Peran perencanaan dalam melaksanakan proyek pembangunan begitu vital karena menyangkut hasil akhir. Faktanya, banyak program pemerintah yang berjalan tanpa perencanaan matang, sehingga justru melemahkan masyarakat. Salah satunya adalah program Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Sofyan Djalil mengungkapkan pemerintah tengah memperbaiki norma Kabinet Kerja dengan memperhatikan sektor-sektor terkait. Pemerintah ingin membuat masyarakat ‎Indonesia mandiri.

"Karena perencanaan yang kurang baik jadi melemahkan masyarakat. Bikin masyarakat justru untitled society. Contohnya BOS, yang didesain tidak bagus, akhirnya sekolah negeri kita di grade rata-rata. Bukan peningkatan kualitas, tapi justru penurunan kualitas," ujar dia di Kompas CEO Forum, Jakarta, Kamis (26/11/2015). ‎

Sofyan menuturkan seharusnya BOS menjadi suplemen atau vitamin untuk memacu pendidikan di Indonesia. Hanya saja, desain yang buruk justru tak menggairahkan sektor pendidikan di Tanah Air.

"Ini justru keliru dan melemahkan masyarakat. Banyak program sosial yang menyebabkan orang bangga menjadi orang miskin. Padahal yang bagus itu kalau mereka malu jadi orang miskin," ujar dia.

Ia mengaku dirinya pernah hidup dalam kesusahan dan terlunta-lunta tanpa tempat tinggal. Namun kemiskinan tak membuat Sofyan terbelenggu dalam kebodohan, sehingga bisa masuk dalam pemerintahan menjadi seorang menteri.

"Saya pernah miskin, homeless, 2 tahun tidur di masjid, tapi pikiran saya tidak pernah homeless," ucap Sofyan.

Program pembangunan, ia mengatakan, kerap kali menimbulkan ketimpangan antar wilayah, merusak ekosistem. Hal ini membutuhkan kebijakan tepat untuk mengembangkan sektor swasta, bukan justru memastikan. "Kebijakan ini kita harus reformasi. Nanti ini akan dirumuskan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap tahun," ujar Sofyan. (Fik/Ahm)**

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini