Sukses

Pengampunan Pajak Bakal Molor Akibat Kasus Papa Minta Saham

Ketua Tim Ahli Wapres, Sofjan Wanandi menilai, pengampunan pajak dapat menarik uang orang Indonesia yang disimpan di luar negeri.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Tim Ahli Wakil Presiden (Wapres), Sofjan Wanandi meragukan pembahasan pengampunan pajak (tax amnesty) dapat tuntas pada akhir tahun ini.

Alasannya, DPR saat ini sedang disibukkan oleh kasus Setya Novanto yang mencatut nama Presiden dan Wapres meminta jatah saham PT Freeport Indonesia.  

"Saya tidak percaya tax amnesty selesai tahun ini. Paling tahun depan, karena persoalan Setya Novanto itu. Tidak ada lagi yang dibicarakan DPR selain kerusuhan Setya Novanto," ujar Sofjan di Jakarta, Selasa (8/12/2015).

Dari jadwal acara parlemen, DPR menggelar rapat paripurna pada pagi ini dengan salah satu agenda pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Pengampunan Pajak. "Saya pikir akan ditunda pelaksanaannya tahun depan," tegas Sofjan.

Dia menuturkan, program pengampunan pajak dapat membantu pemerintah menarik uang orang-orang Indonesia yang disimpan di luar negeri dengan iming-iming tebusan tarif pajak rendah.

"Saya percaya tax amnesty bisa betul-betul melupakan kesalahan lama, kita lupakan korupsi dan lainnya selama tidak ada masalah hukum. Dengan demikian, hal ini bisa menggerakkan perekonomian. Ini sudah lobi-lobi satu tahun, tapi belum terealisasi," jelas dia.

Sofjan menuturkan, pihaknya telah melakukan survei kepada lebih dari 10 ribu pengusaha Indonesia secara diam-diam. Dari hasil survei, mantan Ketua Umum Apindo ini optimistis, pengampunan pajak akan menarik US$ 100 miliar atau sekitar Rp 1.350 triliun (kurs Rp 13.500 per dolar AS).

"Paling sedikit dana yang bisa masuk dari pengusaha ke Indonesia sebesar US$ 100 miliar. Itu hasil survei diam-diam 10 ribu pengusaha Indonesia. Sudahlah, kita mulai lembaran baru, hapus kesalahan lama. Itu yang kita sampaikan kepada Presiden," ujar dia. (Fik/Ahm)*

 

** Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.