Sukses

Wall Street Perkasa Terdorong Penguatan Saham Sektor Energi

Saham Chevron Corp and Exxon Mobil Corp naik lebih dari 3,8 persen.

Liputan6.com, New York - Bursa Amerika Serikat (AS) menguat terdorong oleh kenaikan saham-saham dari sektor energi setelah harga minyak kembali menguat pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pelaku pasar masih menunggu hasil dari pertemuan dari Bank Sentral AS (The Fed) yang kemungkinan besar bakal menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam sejak 2006.

Mengutip Bloomberg, Rabu (16/12/2015), Dow Jones Industrial Averange (DJIA) naik 156,41 poin atau 0,90 persen ke level 17.524,91. S&P 500 terdongkrak 21,49 poin atau 1,06 persen ke level 2.043,43. Sedangkan Nasdaq menguat 43,13 poin atau 0,87 persen ke level 4.995,36.

Saham-saham di sektor energi menjadi pendorong kekuatan Wall Street. Saham Chevron Corp and Exxon Mobil Corp naik lebih dari 3,8 persen. Dalam dua hari terakhir, harga saham kedua perusahaan tersebut telah naik lebih dari 6,8 persen.



"Saya rasa pelaku pasar sedang mencari titik keseimbangan baru setelah sebelumnya harga saham-saham di sektor energi sempat berada di titik terendah," jelas Ekonom Senior Principal Global Investors, Bob Baur.

Selain itu, pelaku pasar juga sedang menunggu rapat The Fed yang berlangsung selama dua hari. Dalam rapat tersebut dibicarakan mengenai rencana kenaikan suku bunga yang akan dilakukan untuk pertama kalinya sejak 2006. Para pejabat The Fed akan mengumumkan keputusan mereka pada tanggal 16 Desember pukul 2 siang waktu setempat di Washington, AS.

Dalam survei yang dilakukan oleh Bloomberg, sebanyak 76 persen analis dan ekonom yakin bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga pada akhir tahun ini. Namun kenaikan yang dilakukan secara bertahap mengingat angka inflasi yang ada masih berada jauh di bawah target yang ditentukan oleh Bank Sentral AS.

Selain angka inflasi yang belum sesuai, kenaikan suku bunga dilakukan secara bertahap karena laba perusahaan- perusahaan besar di AS kini masih berada pada level yang menandakan adanya kemungkinan resesi. Beberapa perusahaan besar membukukan kinerja yang mengecewakan atau di bawah prediksi para analis. Sementara itu ekonomi AS juga tidak menunjukkan angka pertumbuhan yang spektakuler hingga akhir tahun ini.

"Saya sangat yakin bahwa The Fed akan menaikkan suku bunganya," tutur Chief Portfolio Strategist Wells Fargo Advantage Funds, Menomonee Falls, Wisconsin, AS, Brian Jacobsen. Ia melanjutkan, sinyal yang diberikan oleh The Fed sudah cukup nyata.

Rencana dari The Fed untuk menaikkan suku bunga ini sebenarnya sudah didengung-dengungkan sejak akhir tahun lalu. Semula Bank Sentral AS berencana untuk menaikkan suku bunga di tengah tahun ini namun rencana tersebut terus mundur karena memang data-data perekonomian yang ada belum mendukung dan juga adanya tantangan dari ekonomi global. (Gdn/Nrm)



**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini