Sukses

Harga Minyak Dunia Belum akan Pulih Hingga Akhir 2016

Harga minyak akan kembali teruji kembali ke posisi terendah pada akhir Februari, Maret, ketika kilang memasuki masa pemeliharaan.

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat memprediksi harga minyak mentah dunia tidak akan kembali pulih ke posisi tertingginya yang pernah menembus US$ 100 per barel hingga akhir 2016.

Kepala Analis Energi OPIS Tom Kloza mengatakan, harga minyak mentah dunia yang membaik dalam beberapa hari terakhir pada Desember ini, tidak bisa dipercaya.

"Saya menduga reli (harga minyak) yang kita lihat dalam beberapa hari terakhir adalah 'reli bodoh'," ujar dia seperti melansir CNBC, Sabtu (26/12/2015).

Dia menilai harga minyak akan kembali teruji kembali ke posisi terendah pada akhir Februari, Maret, ketika kilang memasuki masa pemeliharaan.

"Jadi saya masih berpikir kita akan menguji harga minyak seperti Desember 2008 di posisi US$ 32,40 sampai US$ 33 per barel. Saya tidak menduga itu akan lebih rendah," tambah dia.

Dia menilai, meski ada harapan harga minyak akan kembali ke posisi US$ 100 per barel, namun itu harus melalui waktu yang lama untuk harga minyak mentah benar-benar pulih. Harga minyak diprediksi baru akan pulih di atas US$ 50 per barel pada akhir tahun 2016.

"Anda perlu sesuatu yang geopolitis, seperti ISIS atau sesuatu yang mengancam ladang minyak atau produksi minyak. Jadi itu akan menjadi jalan yang keras sebelum harga minyak mentah benar-benar pulih," jelas Kloza.

Kemarin, harga minyak mentah dunia naik sedikit ke posisi mendekati US$ 38 per barel, tapi tetap berada di posisi terendah dalam 11 tahun. Ini karena para pedagang menempatkan posisi antisipasi menghadapi penurunan likuiditas di pekan ini.

Harga minyak jenis Brent tercatat naik 62 sen menjadi US$ 37,98 per barel. Harga minyak ini jatuh ke posisi terendah dalam 11 tahun pada Selasa, sebesar US$ 35,98 per barel.

Sementara minyak mentah AS naik 46 sen menjadi US$ 37,96 per barel, setelah mendapatkan keuntungan lebih dari 8 persen di minggu ini.

"Beberapa pedagang bermain di tempat sisi negatifnya," kata Tariq Zahir, Managing Partner di Tyche Capital Advisors, melansir laman Reuters. (Nrm/Ndw)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini