Sukses

Usai Libur Panjang, IHSG Berfluktuasi

Laju IHSG bergerak berfluktuasi pada awal sesi perdagangan saham pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di dua zona pada awal sesi perdagangan saham Senin pekan ini.

Pada prapembukaan perdagangan saham, Senin (28/12/2015), IHSG sempat turun tipis 10,35 poin atau 0,23 persen ke level 4.512,29. Pelemahan IHSG berlanjut hingga pukul 09.00 WIB.  

IHSG semakin terkikis 10,64 poin atau 0,24 persen ke level 4.511,61. Namun tak lama, IHSG berbalik bangkit dengan menguat 4,8 poin atau 0,11 persen ke 4.527,49

Kini seluruh indeks saham acuan berada di zona hijau. Ada 67 saham menguat, sedangkan 31 saham melemah dan 47 saham lainnya diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 6.002 kali dengan volume perdagangan saham 86,6 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 113,6 miliar.


IHSG sempat menyentuh level tertinggi 4.530 dan terendah 4.511,61. Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham industri dasar yang turun 0,51 persen, sektor saham aneka industri 0,38 persen dan manufaktur 0,24 persen.

Berdasarkan data RTI, investor asing masih melakukan aksi beli pada pagi ini. Investor asing melakukan aksi beli sekitar Rp 55 miliar, sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 87,1 miliar.

Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham pada pagi ini antara lain saham SMMT naik 34,9 persen ke level Rp 201 per saham, saham GLOB mendaki 20 persen ke Rp 600 per saham, dan saham CTTH menanjak 17,65 persen ke level Rp 60 per saham.

Sementara saham-saham yang tertekan antara lain saham ZBRA melemah 8,7 persen ke level Rp 84, saham BNII merosot 7,51 persen ke Rp 160 per saham, dan saham IMAS tergelincir 6,52 persen ke Rp 2.150 per saham.

Analis LBP Enterprises Lucky Bayu Purnomo mengatakan, terdapat beberapa sentimen yang mendorong pergerakan indeks saham. Pertama, harapan pelaku pasar terhadap kebijakan ekonomi yang realisasinya diharapkan bakal terasa pada 2016.

"Alasannya, jelang tutup tahun pelaku pasar spekulasi kebijakan pemerintah memberikan harapan melaksanakan janji tersebut untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com.

Kedua, sentimen kepastian kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve yang masih terasa. Itu mendorong pertumbuhan bursa regional yang berdampak pula pada IHSG.

Ketiga, karena penguatan rupiah terhadap dolar AS mendorong keyakinan pelaku pasar. Terakhir mengikuti tren akhir tahun pelaku pasar melakukan akumulasi saham.

"Umumnya setelah Natal ada Santa Claus Rally sehingga pelaku pasar melakukan spekulasi," ia menambahkan.

Dalam sepekan, Lucky memperkirakan IHSG bergerak pada level 4.525 dan resistance 4.550. (Ndw/Igw)*

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.