Sukses

Berkomitmen Investasi, Rusia Minta Bantuan Menko Darmin

Rusia ingin ada percepatan dan dukungan untuk investasi di Indonesia, seperti untuk membangun kereta.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, menerima kunjungan Menteri Perindustrian dan Perdagangan (Menperindag) Rusia, Denis Manturov, beserta delegasinya pada Jumat (8/1/2016) di kantor Kemenko Bidang Perekonomian.

Pemerintah Rusia datang dengan membawa komitmen investasi pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Manturov bersama rombongan datang sekitar pukul 09.30 WIB ke kantor Darmin Nasution. Selang beberapa menit kemudian, Menteri Perdagangan (Mendag) RI Thomas Lembong menyusul ikut pertemuan antara Manturov dan Darmin hingga pukul 10.30 WIB.

Darmin menuturkan Menperindag Rusia datang membicarakan banyak hal, termasuk membahas pertemuan kerja sama tahunan dengan Indonesia.

Manturov, kata Darmin, juga meminta dukungan dari pemerintah Indonesia terhadap komitmen Rusia menggarap infrastruktur di Tanah Air, seperti membangun jalur kereta api di Kalimantan serta pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) di Kalimantan Barat.   

"Rusia mau bangun kereta api di Kalimantan dan smelter di Kalimantan Barat. Tapi tentu saja ada daftar yang mereka anggap perlu ada percepatan dukungan atau bantuan (dari pemerintah Indonesia)," ucap Darmin sambil bergegas menuju Istana Negara.

Sebagai contoh, ia mengatakan bahwa dukungan mempermudah dan mempercepat aturan untuk merealisasikan pembangunan proyek kereta api di Kalimantan dan smelter.

"Prosesnya (proyek) sedang berjalan. Untuk kereta api yang di Kalimantan, tinggal persoalan bentuk apakah izin kereta api khusus atau khusus plus dan sebagainya," kata Darmin.

Rusia Ingin Realisasikan Pembangunan Jalur Kereta

Seperti diketahui, Duta Besar Indonesia untuk Rusia Djauhari Orat Mangun mengaku bahwa investasi Rusia yang sudah berjalan realisasinya adalah pembangunan jalur kereta di Kalimantan Timur.

Untuk mengerjakan proyek tersebut perusahaan kereta api asal Rusia sudah membentuk anak usaha di Kalimantan yang dinamakan Borneo Raiways. Nantinya perusahaan ini yang akan membangun jalur kereta sepanjang 198 kilometer.

Mengenai investasinya, perusahaan asal Rusia tersebut sudah menyiapkan dana sekitar US$ 2,5 miliar atau Rp 33 triliun (estimasi kurs: Rp 13.200 per dolar AS). Nantinya, jalur kereta ini akan lebih banyak digunakan untuk jalur kereta api barang yang mengangkut sumber daya alam asal Kalimantan, seperti halnya batu bara.

Tak hanya itu, Djauhari mengungkapkan, percepatan dalam pembangunan smelter di Kalimantan Barat dan Sulawesi dari Rusia sedang dikebut.

"Rusia itu unggul di bidang smelter. Nanti akan ada satu smelter di Kalimantan Barat dan dua di Sulawesi," dia menegaskan.

Djauhari memperkirakan investasi tiga smelter tersebut berkisar US$ 3-6 miliar. Dengan adanya pembangunan infrastruktur ini, maka akan meningkatkan‎ nilai investasi Rusia di Indonesia.

KA trans Kalimantan memiliki panjang 713,01 kilometer. Trans Kalimantan akan meliputi rute Palangkaraya-Pulang Pisau-Kuala Kapuas-Marabahan-Banjarmasin (193,73 kilometer), Tanjung-Paringin-Barabai-Kendangan-Rantau-Martapura-Banjarbaru-Bandara Syamsuddin Noor-Banjarmasin (196,27 kilometer), Tanjung-Tanah-Grogot-Balikpapan (233,78 kilometer), dan Balikpapan-Samarinda 89,23 kilometer. Total kebutuhan biaya trans Kalimantan Rp 35 triliun. (Fik/Ahm)**

 

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini