Sukses

Bursa Saham AS Libur Peringati Hari Martin Luther King Jr

Harga minyak dunia tertekan membayangi laju bursa saham.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dan obligasi libur di awal pekan ini memperingati libur Martin Luther King Jr. Akan tetapi, kontrak bursa saham berjangka tetap berjalan hingga perdagangan pukul 13.00 waktu setempat.

Di bursa saham berjangka,indeks saham AS cenderung tertekan seiring harga minyak dunia masih belum membaik.

Mengutip laman Marketwatch, Selasa (19/1/2016), indeks saham Dow Jones berjangka menurun 20 poin ke level 15.888. Indeks saham S&P 500 tergelincir 5,5 poin ke level 1.869,75 dan indeks saham Nasdaq merosot 5,25 poin atau 0,3 persen ke level 4.136.

Di awal pekan ini, harga minyak masih berada di bawah tekanan. Pasar mulai mengantisipasi masuknya pasokan Iran setelah sanksi internasional terhadap negara itu dicabut. Harga minyak turun tajam di Asia.

Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) turun 1 persen atau 31 sen menjadi US$ 30 per barel. Sedangkan harga minyak Brent melemah 0,8 persen atau turun 24 sen menjadi US$ 28,69 per barel.

Prospek pasokan tambahan sekitar 500 ribu barel per hari dari Iran membuat khawatir pelaku pasar. Hal tersebut akan menambah situasi menjadi buruk dalam pekan mendatang. Harga minyak dunia pun berpotensi US$ 25 per barel.

Kepala Riset Swiss Julius Baer, Norbert Ruecker menuturkan Iran memiliki sumber daya yang sangat baik untuk minyak dan gas. Akan tetapi untuk mencapai potensi penuh perlu investasi jangka panjang dan keterlibatan perusahaan-perusahaan minyak internasional dan prasyaratnya.

"Namun saat ini pasar kurang mendukung," ujar dia.

Sementara itu, Morgan Stanley melihat pelaku pasar merespons terhadap pencabutan sanksi Iran. Hal itu tercermin dari harga minyak.

"Kami melihat sejumlah respons pelaku pasar di awal pekan ini tercermin dari harga. Akan tetapi ini, sebagian besar diharapkan pasar. Pelonggaran sanksi keuangan dan perdagangan dapat membawa pertumbuhan signifikan. Mengingat kapasitas penyulingan terbatas, pertumbuhan itu dapat menyebabkan permintaan bahan bakar minyak dan impor yang signifikan dan perlu diimbangi kenaikan pasokan," tulis riset Morgan Stanley. (Ahm/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.