Sukses

Ekonomi China Melambat, Rupiah Diperkirakan Bakal Tertekan

Penurunan harga minyak mengurangi kemampuan belanja pemerintah untuk mendorong pertumbuhan.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tak banyak bergerak pada perdagangan Selasa pekan ini. Pelaku pasar belum banyak melakukan aksi setelah China mengumumkan pertumbuhan ekonominya.

Mengutip Bloomberg, Selasa (19/1/2016), rupiah berada di level 13.019 per dolar AS pada pukul 11.30. Level tersebut menguat jika dibandingkan dengan pembukaan yang ada di angka 13.932 per dolar AS namun melemah jika dibandingkan dengan 13.905 per dolar AS.

Dari pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di antara 13.869 per dolar AS hingga 13.941 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah telah melemah 0,88 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah berada di level 13.921 per dolar AS menguat jika dibandingkan dengan perdagangan sehari sebelumnya yang ada di level 13.931 per dolar AS.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, sejak awal pekan sebenarnya rupiah terus tertekan. tekanan tersebut karena terjadi penurunan harga komoditas.

Penurunan harga minyak mengurangi kemampuan belanja pemerintah untuk mendorong pertumbuhan, pelemahan rupiah bisa menajam. "Namun kemarin menjelang penutupan rupiah berhasil ditutup menguat tipis bersamaan dengan penguatan kurs lain di Asia," jelasnya.

Sedangkan hari ini, rupiah akan kembali tertekan bersama dengan mata uang Asia lainnya setelah China mengeluarkan hasil pertumbuhan ekonomi.

Tingkat pertumbuhan ekonomi China melambat ke level terendah dalam 25 tahun. Pertumbuhan ekonomi China tercatat 6,9 persen pada 2015. Pada kuartal IV 2015, ekonomi China tumbuh 6,8 persen. Angka pertumbuhan ekonomi itu masih sesuai dengan perkiraan.

Pertumbuhan ekonomi China di kisaran 6,8 persen dari kuartal III 2015 di level 6,9 persen. Ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 6,9 persen dari periode 2014 di kisaran 7,3 persen. (Gdn/Ahm)


**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini