Sukses

IHSG Susut 13 Poin Terkena Imbas Bursa Saham Asia

Ada sebanyak 175 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah pada Kamis pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak variasi dengan kecenderungan melemah pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Pelemahan IHSG didorong harga minyak dunia kembali melemah.

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (21/1/2016), IHSG susut 13,85 poin atau 0,31 persen ke level 4.414,12. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,16 persen ke level 767,90. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah.

Ada sebanyak 175 saham tertekan sehingga menyeret IHSG ke zona merah. Sedangkan 93 saham menguat dan 84 saham lainnya diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham pada hari ini cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 245.195 kali dengan volume perdagangan saham 3,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 5 triliun.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham perkebunan naik 0,01 persen, sektor saham aneka industri menguat 0,75 persen, sektor saham industri dasar naik 0,54 persen, dan sektor saham manufaktur mendaki 0,15 persen.

Sektor saham perdagangan melemah 1,26 persen, dan memimpin pelemahan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi merosot 0,81 persen dan sektor saham keuangan tergelincir 0,45 persen.
Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual mencapai Rp 600 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 600 miliar.

Pada Kamis pekan ini, nilai tukar rupiah berada di kisaran 13.888 per dolar Amerika Serikat (AS). Indeks saham acuan di bursa saham Asia cenderung melemah. Indeks saham Shanghai melemah 3,23 persen ke level 2.880, indeks saham Nikkei susut 2,43 persen ke level 16.017, dan indeks saham Hong Kong Hang Seng tergelincir 1,82 persen ke level 18.542.

Saham-saham yang menguat pada hari ini antara lain saham CMNP naik 9,5 persen ke level Rp 2.190 per saham, saham TMAS mendaki 9,3 persen ke level Rp 1.880 per saham, dan saham BSIM naik 9,14 persen ke level Rp 442 per saham.

Saham-saham tertekan antara lain saham BIRD melemah 9,68 persen ke level Rp 700 per saham, saham SRIL tergelincir 9,68 persen ke level Rp 280 per saham dan saham SMMT melemah 9,57 persen ke level Rp 104 per saham.

Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo menuturkan, harga minyak dunia kembali melemah menyeret bursa saham regional tertekan. Hal itu berdampak ke IHSG pada perdagangan Kamis pekan ini.

"Harga minyak sempat naik 1,7 persen, tetapi akhirnya kembali melemah. Pelaku pasar masih melihat berapa level terendah harga minyak. Ada kemungkinan harga minyak di bawah US$ 20 per barel," kata Satrio saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menuturkan, harga minyak tertekan juga berdampak ke pasar modal. Apalagi emiten tercatat di pasar modal Indonesia sebagian emiten komoditas terutama tambang dan perkebunan. (Ahm/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.