Sukses

Bulog: Harga Daging Mahal karena Kaget Ada Pajak Impor

Kenaikan harga daging sapi murni dipicu kekhawatiran pengusaha, peternak, hingga pedagang terhadap pajak bagi seluruh ternak.

Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog mengakui kenaikan harga daging sapi di pasar hingga menembus Rp 130 ribu per kilogram (kg) murni dipicu kekhawatiran pengusaha, peternak, sampai pedagang terhadap pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) bagi seluruh ternak impor maupun dalam negeri, kecuali sapi indukan. 
 
Direktur Utama Bulog, Djarot Kusumayakti mengungkapkan, pemerintah akhirnya membatalkan Peraturan Menteri Keuangan No 267 Tahun 2015 atas pungutan PPN 10 persen bagi seluruh ternak. Itu artinya, sapi perah, sapi bakalan, sapi potong, sapi indukan, kambing, domba, kerbau, kelinci dan ternak lainnya bebas dari PPN. 
"Harga daging itu naik kaget karena PPN. Dengan revisi ini, diharapkan jangan sampai secara psikologis menaikkan harga, kan sekarang semua lagi susah," ujarnya usai Rakor Pangan di kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (22/1/2016). 
 
Dengan pencabutan PMK tersebut, Djarot berharap harga daging sapi di pasar akan segera turun, meski ia tidak dapat menjamin. "Harusnya sih turun harga, kan sudah dicabut (PMK). Tapi kalau dijamin, tidak bisa ya. Kemarin harga daging naik karena orang ketakutan nambah biaya saja," jelas Djarot.
 
Ketika ditanyakan faktor lain lonjakan harga daging, Djarot mengaku tidak tahu. Kondisi ini bisa dilihat dari suplai dan permintaan daging sapi yang merupakan kewenangan Kementerian Pertanian (Kementan).
 
"Kalau faktor lain, hitung-hitungannya dari Kementan, baik suplai dan demand-nya," pungkasnya. (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.