Sukses

Pasokan Iran Picu Harga Minyak Kembali Merosot

Produksi Iran mencapai rekor pada Desember menambah pasokan di pasar sehingga harga minyak kembali turun.

Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia merosot lima persen pada awal pekan ini didorong pelaku pasar kembali khawatir terhadap kelebihan pasokan minyak seiring produksi Iran mencapai rekor pada bulan lalu.

Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) merosot US$ 1,52 menjadi US$ 30,67 per barel. Sementara itu, harga minyak Brent susut empat persen atau US$ 1,28 menjadi US$ 30,90 per barel.

Harga minyak mentah Brent sentuh titik terendah mencapai US$ 27,10 dalam 12 tahun pada 20 Januari 2016. Sedangkan harga minyak AS berada di titik terendah US$ 26,19, terendah dalam 13 tahun.

Pada akhir pekan lalu, harga minyak Brent naik 10 persen. Kenaikan harga minyak mencapai 15 persen didorong dari badai salju menuju pantai timur Amerika Serikat (AS).

Sehingga memberikan sentimen positif untuk jangka pendek. Akan tetapi, aksi jual terjadi di awal pekan ini menambah beban untuk volatilitas harga saham.

"Pada Jumat pekan lalu sebagai reaksi berlebihan terhadap badai. Harga minyak berbalik arah di awal pekan ini lantaran pasar dipaksa untuk kembali fokus pada fundamental sehingga menjadi lebih negatif," tutur Jim Ritterbusch, konsultan minyak untuk Ritterbusch and Associates seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (26/1/2016).

Selain itu, Kementerian Energi Iran menyatakan produksi 4,13 juta barel per hari pada Desember juga menambah pasokan di pasar. Hal itu memberikan sentimen negatif untuk harga minyak.

"Kelebihan pasokan akan terus menekan pasar dan membuat harga menjadi lebih murah. Di sisi lain ada sejumlah pasokan berlebih untuk jangka pendek," ujar Hans van Cleef, Ekonom ABN Amro.

Sejumlah lembaga keuangan internasional pun memangkas perkiraan harga minyak pada awal pekan ini. HSBC dan UniCredit mengikuti sejumlah broker dan bank lainnya untuk menurunkan harga minyak seiring kelebihan pasokan di pasar.

Persediaan minyak global pun diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa bulan mendatang. Pertengahan tahun, produksi minyak baru mulai mereda. (Ahm/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.