Sukses

RI Masih Pilihan Rolls Royce untuk Bangun Pabrik Mesin Pesawat

Presiden Direktur Rolls Royce Indonesia Adrian Short mengatakan produksi komponen dan mesin pesawat butuh modal besar.

Liputan6.com, Jakarta - Dua tahun lalu, perusahaan mobil mewah dan pembuat mesin pesawat Rolls-Royce Plc berencana membangun pabrik mesin dan suku cadang mesin pesawat di Indonesia. Kini, apakah perusahaan asal Inggris itu akan mewujudkan rencana tersebut?

Presiden Direktur Rolls Royce Indonesia Adrian Short saat ditemui usai acara Joint European Business Confidence Index 2015 mengungkapkan, Rolls-Royce merupakan pemasok komponen pesawat terbang di dunia yang tengah melirik peluang bisnis di Indonesia.

"Pasar yang lagi kami lihat sekarang adalah Indonesia karena pasar yang besar dan dari sisi tenaga kerja. Tapi kami melihat itu (pabrik mesin pesawat) bukanlah investasi yang bisa dilakukan dalam jangka pendek," kata Short di Jakarta, Rabu (3/2/2016).

Alasannya, Chairman of BritCham ini mengaku, produksi komponen maupun mesin pesawat terbang membutuhkan waktu jangka panjang dan tentunya modal yang besar. "Jadi tidak semudah bikin komponen otomotif dalam jangka pendek," ujar Short.

Short menuturkan, Rolls-Royce masih aktif berdiskusi dengan mitra kerja di Indonesia, apakah ada kemungkinan pembangunan pabrik komponen pesawat dapat direalisasikan segera. Perusahaan, sambungnya, melihat peluang menjanjikan di Negara ini untuk pasar komponen pesawat terbang.  

"Walaupun tidak bisa jangka pendek, ini (bangun pabrik) tetap bagian dari bisnis kami. Memang perlu diperhatikan baik-baik. Kami masih mempertimbangkan Indonesia sebagai tempat investasi komponen pesawat karena Indonesia punya pasar besar. Kami terus berdialog dengan partner mengutarakan apa yang kami mau dan kami bisa," ujar Short.  

Sebelumnya, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, Armida Alisjahbana mengaku Rolls-Royce menyatakan minatnya untuk membangun pabrik pengolahan di Indonesia.

Namun perusahaan tersebut mengajukan dua syarat agar dapat merealisasikan niatnya tersebut. Pertama, Indonesia harus mempunyai kejelasan mengenai peraturan dan birokrasi sehingga dapat mendukung iklim usaha.

Syarat kedua, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang andal supaya mampu mendorong peningkatan industri pengolahan.

Secara terpisah, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di era yang sama, Chatib Basri menyatakan, minat investasi Rolls-Royce untuk fokus pada produksi mesin pesawat terbang.

"Iya betul, tapi mereka bukan mau bangun pabrik mobil, tapi produksi engine di pesawat terbang. Karena pasar pesawat terbang di Indonesia luar biasa besar khususnya untuk sparepart mesin dan sebagainya. Tapi belum bisa bilang potensi investasinya," kata dia.

Meski tak menyebutkan angka investasi Rolls Royce di tanah air, namun Deputi Menko Perekonomian Bidang Hubungan Kerjasama Luar Negeri, Rizal Affandi Lukman menyebut untuk membangun pabrik pengolahan biasanya investasi yang dibutuhkan sekitar US$ 2 miliar.

"Kurang lebih sekitar US$ 2 miliar. Tapi tentu saja pemerintah akan memberikan insentif, yang memang besarannya saat ini tengah direlaksasi pemerintah," ujar Rizal. (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.