Sukses

Dihantui The Fed, Wall Street Ditutup Bervariasi

The Fed dikhawatirkan akan menaikkan suku bunga acuan lebih cepat dari perkiraan.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup bervariasi pada Jumat (Sabtu pagi WIB) di tengah kekhawatiran investor soal kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) di masa depan. Hal ini mengimbangi keuntungan di sektor energi dan material.

Dilansir dari Reuters, Sabtu (27/2/2016), Indeks Dow Jones industrial average turun 0,09 persen menjadi 16.681,75 poin dan indeks S&P 500 naik 0,04 persen menjadi 1.952,39. Indeks Nasdaq Composite naik  0,29 persen menjadi 4.595,7.

Saham J.C. Penney (JCP.N) melonjak 14 persen setelah pendapatan operator department store itu dilaporkan lebih baik dari perkiraan.


Baidu (BIDU.O) naik 10,65 persen setelah perusahaan pencari internet asal China itu membukukan hasil kuartalan yang mengesankan.

Saham perusahaan energi terus naik meski penguatan harga minyak telah memudar, dengan kenaikan saham ConocoPhillips naik 3,72 persen.

Indeks material S&P memimpin penguatan pasar dengan kenaikan 1,46 persen atau naik dalam tiga hari ketiga berturut-turut. Sektor utilitas turun 2,48 persen, dengan Duke Energy ditutup 2,8 persen lebih rendah.

Data menunjukkan perekonomian AS pada kuartal IV 2015 bakal tumbuh lebih cepat dari yang diperkirakan pasar.

Dalam laporannya, Departemen Perdagangan AS mengumumkan produk domestik bruto (PDB) AS tumbuh sekitar 1 persen pada kuartal IV 2015 (year on year), atau lebih tinggi dari estimasi sebelumnya yaitu pertumbuhan 0,7 persen.

Data tersebut memperburuk kekhawatiran bahwa The Fed bisa menaikkan suku bunga acuan lebih cepat. Ekonomi AS tumbuh sekitar 2 persen pada kuartal III 2015. Sementara itu, belanja konsumen AS mencetak kenaikan pada Januari 2016.

Untuk pertama kalinya tahun ini, S&P 500 naik melebihi rata-rata pergerakan dalam 50 hari. Beberapa pedagang yakin hal ini adalah tanda membaiknya sentimen.

Tapi investor masih terguncang dan berhati-hati dengan tren harga minyak yang rendah, kenaikan suku The Fed dan potensi perlambatan ekonomi China masih sangat mendominasi pikiran mereka. (Ndw/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini