Bappenas Andalkan 3 Hal Jadi Pendorong Ekonomi di 2017

Liputan6.com, Jakarta - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) akan mengandalkan ekspor non migas, investasi dan peningkatan kapasitas fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada 2017.

Direktur Perdagangan, Investasi dan Kerjasama Ekonomi Internasional Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti ‎mengatakan‎, untuk mengandalkan tiga hal tersebut membutuhkan kolaborasi lintas instansi pemerintah.

‎"Terkait penyiapan RKAP 2017, pendorong pertumbuhan ekonomi, ekspor non migas, investasi dan peningkatan kapasitas fiskal. Ini kolaborasi kementerian lembaga," kata Amalia, di kantor Bappenas, Jakarta, Jumat (4/3/2016).

Amalia menambahkan, untuk mendorong peningkatan investasi, Kementerian/Lembaga harus memperbaiki iklim investasi. Hal ini untuk membuat investor tertarik menanamkan modalnya di Indonesia.

"Melakukan pendekatan holistik sehingga meningkatkan investasi, agar semakin tertarik investasi di Indonesia. Kedua investasi yang mendorong ekspor non migas," ungkap dia.

Menurut dia, Bappenas telah memasang target pertumbuhan investasi di kisaran 6 hingga 6,6 persen, dengan nominal dari Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp 639 triliun pada 2017.

‎"Diharapkan kontribsui PMDN akan lebih baik 36,3 persen. Kita tingkatkan penurunan dalam negeri bukan berarti investasi asing tidak penting. Itu penting kita dorong terus, tapi tingkatkan peran dalam negeri untuk peningkatan investasi," tutur dia.

Terkait dengan ekspor non migas, Bappenas juga telah menargetkan peningkatan ekspor non migas mencapai ‎10,4 persen  pada 2017. Meski belakangan ini ekspor non migas Indonesia mengalami penurunan.

Peningkatan ekspor non migas menjadi prioritas utama ‎Bappenas dalam Rencana Kerja Anggaran Pemerintah (RKAP) 2017. Tahun lalu ekspor non migas Indonesia mengalami minus 9,8 persen, dari target tumbuh 5 persen di 2015. Sementara di 2017, ekspor ditargetkan meningkat 10,4 persen.

"Target artinya kita akan coba dulu, kelihatannya ekonomi dunia membaik. Kenapa karena target pertumbuhan ekonomi global, IMF dan Word Bank lebih tinggi dibanding 20016. Begitu juga volume perdagangan dunia lebih baik dari 2017," ‎tutup Amalia. (Pew/Nrm)