Wall Street Mendatar Dipicu Aksi Bank Sentral Eropa

Liputan6.com, Jakarta Bursa saham Amerika Serikat ditutup flat setelah Gubernur Bank Sentral Eropa atau European Central bank (ECB) Mario Draghi mengecewakan investor karena langkah yang diambilnya.

The S & P 500 diperdagangkan flat pada Kamis waktu setempat atau Jumat (11/2/2016) WIB setelah Bank Sentral Eropa menurunkan suku bunga. Tapi Mario Draghi mengecewakan investor mengharapkan beberapa penurunan suku bunga dengan mengatakan tidak mungkin lebih besar

Saham melompat pada pagi hari setelah ECB mendorong suku bunga deposito yang lebih dalam ke wilayah negatif dan meningkatkan program pembelian aset yang menjadi 80 miliar euro sebulan dari 60 miliar euro pada upaya untuk meningkatkan pertumbuhan di wilayah ini.

"Dunia benar-benar, benar-benar senang dengan hal ini terutama karena kita semua kecanduan suku bunga nol," kata Kim Forrest, analis riset di Fort Pitt Capital Group di Pittsburgh dilansir dari Reuters, Jumat.

"Ini uang gratis."

Ketika Draghi mengatakan pemotongan suku bunga di masa depan hanya akan terjadi dalam keadaan ekstrim, investor mengharapkan tingkat lebih rendah beralih strategi mereka untuk risiko off, kata Forrest.

Pada saat yang sama, investor lain takut suku bunga yang lebih rendah di Eropa akan merugikan bank AS dan berdampak negatif terhadap ekspor dan menyebabkan devaluasi euro, menyeret pasar turun lebih lanjut.

"Kami terpecah antara rasa takut dan keserakahan dan semua itu terjadi pada hari yang sama," kata Forrest.

Harga minyak mentah, pendorong utama pasar saham lainnya, jatuh setelah Reuters melaporkan bahwa pertemuan yang diusulkan antara produsen minyak utama untuk membahas pemangkasan output tidak mungkin berlangsung tanpa partisipasi Iran. Minyak mentah Brent turun lebih dari 2 persen.

Dow Jones Industrial Average turun 32,18 poin, atau 0,19 persen, ke 16.968.18, S&P 500 kehilangan 1,46 poin, atau 0,07 persen, ke 1.987.8 dan Nasdaq Composite turun 12,83 poin, atau 0,27 persen, ke 4.661.55.