Sukses

Wall Street Bervariasi Antisipasi Pertemuan The Fed

Indeks saham Dow Jones naik 15 poin ke 17.229, dan mencatatkan level tertinggi di awal 2016.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) sedikit berubah pada perdagangan saham awal pekan ini. Kenaikan sektor saham konsumsi dapat mengimbangi sektor saham energi tertekan sehingga pengaruhi laju indeks saham acuan.

Selain itu, pelaku pasar juga mengantisipasi pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS). Pada penutupan perdagangan saham Senin (Selasa pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 15,69 poin atau 0,09 persen ke level 17.229. Level tersebut tertinggi pada 2016.

Indeks saham S&P 500 melemah tipis 2,61 poin atau 0,13 persen ke level 2.019,58 dan indeks saham Nasdaq menguat tipis 1,81 poin atau 0,04 persen ke level 4.750,28.

Mengutip laman Marketwatch, Selasa (15/3/2016), saham-saham unggulan menguat lebih dari satu persen mendorong kenaikan indeks saham acuan. Saham Boeing Co naik 137 persen dan saham McDonald's Corp menguat 1,11 persen.

Ada pun sektor saham barang konsumsi mencatatkan performa terbaik di awal pekan ini. Sektor saham tersebut naik 0,4 persen didorong gerak saham Starwood Hotels and Resorts Worldwide Inc.

Saham Starwood naik 7,8 persen ke level US$ 75,93 setelah operator hotel menerima penawaran US$ 76 per saham dari konsorsium.

Sentimen lainnya juga dipengaruhi harga saham kini semakin berkorelasi dengan harga minyak. Harga minyak turun di awal pekan ini juga mempengaruhi laju indeks saham. Harga minyak tertekan telah memukul sektor saham energi. 

Harga minyak turun sekitar 3,4 persen ke US$ 37,18 per barel setelah OPEC menyatakan pertumbuhan permintaan minyak globak tidak berubah.

"Harga minyak berada dalam tekanan. Ada sejumlah berita buruk yang dicermati," ujar Karyn Cavanaugh, Analis Voya Investment Management.

Sementara itu, pelaku pasar tetap bergairah menjelang pertemuan bank sentral termasuk the Federal Reserve.

Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve melakukan pertemuan pada Selasa pekan ini, dan dijadwalkan rilis hasil pertemuan pada Rabu pekan ini.

Bank sentral AS diharapkan tidak menaikkan suku bunga, tetapi investor akan mencari sinyal kapan kenaikan suku bunga kembali terjadi.

Selain itu, bank sentral lainnya termasuk bank sentral Jepang, Inggris dan Swiss juga diharapkan akan mengumumkan kebijakan pada pekan ini.

Analis Daiwa Capital Markets dalam sebuah catatan menyatakan, bank sentral secara umum akan mempertahankan suku bunga pada Rabu pekan ini. Hal itu mengingat data ekonomi meningkat dalam jangka pendek.

"Meski kondisi bursa saham telah tenang. Kondisi keuangan masih ketat dari pada Desember. Indeks saham S&P 500 pun turun lebih dari dua persen," tulis analis Daiwa Capital Markets dalam risetnya.

Bank sentral AS telah menaikkan suku bunga untuk pertama kali pada Desember 2015. Ada pun ada kemungkinan kenaikan suku bunga berikutnya pada 2016 meski sempat terjadi gejolak di pasar pada awal tahun. (Ahm/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini