Sukses

Harga Komoditas Bebani Wall Street

Harga minyak dunia merosot menekan bursa saham Amerika Serikat di awal pekan.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) melemah setelah bergerak reli. Harga komoditas melemah dan sektor saham industri tertekan menjadi sentimen yang pengaruhi laju bursa saham AS.

Pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), indeks saham Dow Jones melemah 55,75 poin atau 0,31 persen ke level 17.737. Indeks saham S&P 500 merosot 6,65 poin atau 0,32 persen ke level 2.066, dan indeks saham Nasdaq susut 22,75 poin atau 0,46 persen ke level 4.891,80.

Sektor saham bahan material turun satu persen setelah harga tembaga menyentuh level terendah dalam sebulan. Sektor saham energi juga ikut tertekan tersengat harga minyak.

"Harga minyak dan komoditas kembali menjadi sentimen setelah berbalik arah. Investor sangat fokus terhadap komoditas karena harga komoditas sempat naik," ujar Adam Sarhan, Chief Executive Sarhan Capital, seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (5/4/2016).

 

Bursa saham sebagian besar menguat sejak pertengahan Februari, dan mengalami pemulihan. Harga minyak stabil dan konsentrasi terhadap ekonomi China berkurang menjadi sentimen yang mengangkat bursa saham AS.

Saat ini investor menunggu berita terbaru terkait prospek kenaikan suku bunga bank sentral AS. Hal itu mengingat ada sejumlah rilis data ekonomi yang keluar.

Berdasarkan CME Group's FedWatch, kemungkinan bank sentral AS akan menaikan suku bunga dua kali pada 2016, sedangkan pelaku pasar berharap satu kali.

Saham-saham yang tertekan antara lain saham General Electric melemah 2,2 persen menjadi US$ 31,23, dan mengalami penurunan terbesar indeks saham S&P sektor industri. Sementara itu, saham Virgin America naik 41,7 persen ke level US$ 55,11. Saham Alaska Air merosot 3,8 persen. (Ahm/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini