Sukses

Keraguan soal Produksi Bikin Harga Minyak Jatuh

Harga minyak mentah telah melonjak di tengah harapan produsen akan mulai mengurangi produksi.

Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia jatuh dipicu laporan data pasokan mingguan minyak Amerika Serikat (AS) dan sikap pesimisme tentang prospek kesepakatan antara produsen untuk mengekang produksi.

Melansir laman Wall Street Journal, Kamis (14/4/2016), harga minyak AS turun 1 persen menjadi US$ 41,76 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara kontrak minyak Brent turun 1,1 persen ke posisi US$ 44,18 per barel di bursa ICE Futures Europe.

Harga minyak meluncur turun usai Departemen Energi AS melaporkan jika persediaan minyak domestik naik 6,6 juta barel pekan lalu. Angka ini jauh dari prediksi kenaikan analis yang bisa melebihi 1,8 juta barel. Laporan itu juga menyebutkan impor minyak melonjak pekan lalu dan permintaan kilang melambat.

Setelah menyentuh posisi terendah multitahun pada awal tahun ini, harga minyak mentah telah melonjak di tengah harapan produsen akan mulai mengurangi produksi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi banjir minyak global dan mendorong pemulihan harga.

Buktinya akhirnya mulai muncul di Amerika Latin, Asia, dan bahkan AS. Departemen Energi mengatakan produksi minyak turun di bawah 9 juta barel per hari untuk pertama kalinya sejak September 2014.

Namun terjadi peningkatan mengejutkan dalam persediaan minyak AS yang membawa stok komersial ke lebih dari 536 juta barel. Ini menjadi rekor baru.

Kemudian setelah awalnya ada keyakinan bahwa pertemuan anggota dan bukan anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak di Doha, Qatar akhir pekan ini akan menghasilkan kesepakatan pembekuan produksi, sikap skeptisisme muncul tentang kesepakatan akan tercapai atau akan memiliki dampak berarti ke harga minyak.

"Kami hanya ingin fokus pada fantasi tentang OPEC akan mencapai kesepakatan, dan mengabaikan fakta-fakta yang ada di depan kita," kata Stephen Schork, Presiden konsultan dan penelitian Schork Group.

Sehari sebelumnya, harga minyak naik ke level tertinggi sepanjang tahun ini. Kenaikan harga minyak karena adanya peningkatan harapan bahwa produsen minyak utama akan setuju untuk membekukan produksi dalam pertemuan yang akan diadakan pada Minggu nanti.(Nrm/ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini