Sukses

Keranjingan Belanja Online, Banyak Ibu Muda Terjebak Utang

Semakin banyaknya toko online ternyata mendorong para ibu-ibu muda untuk lebih konsumtif dan keranjingan belanja online.

Liputan6.com, Jakarta - Semakin banyaknya toko online ternyata mendorong para ibu-ibu muda untuk lebih konsumtif, bahkan membeli barang secara impulsif dan keranjingan belanja online.

Menurut data BabyCenter.com, sekitar 53 persen para ibu muda berusaha sangat keras untuk membuat kehidupan anaknya jadi lebih baik. Sementara itu, sekitar 46 persen dari mereka akhirnya terjebak dalam utang karena keranjingan belanja online.

Hal tersebut terjadi pada ibu dari New York berusia 33 tahun, Sarah Caplan. Dilansir Reuters, Rabu (05/05/2016), Caplan aktif dalam komunitas para ibu di media sosial Facebook.

"Kalau saya lihat ada anak lain naik scooter, saya akan mencarinya di Google dan melihat apakah (mainan) itu cocok untuk anak saya," katanya.

 


Sebagai seorang direktur kreatif di KidsShoes.com, Caplan tahu sebenarnya trik berbelanja via internet. Tapi ia terus-menerus berbelanja karena tekanan sosial dari ibu-ibu lainnya hingga Caplan terjebak dengan membeli banyak barang.

Contohnya saat ini, Caplan, yang memiliki seorang anak laki-laki berusia 23 bulan, telah membeli kereta dorong anak yang kedua kalinya seharga US$ 300, scooter US$ 110, gendongan US$ 65, alas bermain US$ 35, pakaian sekitar US$ 25-US$ 50. Total semuanya jadi lebih dari US$ 500.

Yang juga membuat para ibu millenial ini terus berbelanja karena melihat sosial media para selebriti, seperti Gisele Bundchen, Beyonce, dan Kim Kardashian.

Kontributor BabyCenter.com, Andrea Woroch, mengatakan saat ini para ibu milenial adalah pengguna sosial terbesar di dunia.

"Semua orang menampilkan yang terbaik pada dirinya di sosial media," kata Woroch.

Akibatnya, tekanan untuk melakukan hal-hal yang mahal, seperti berlibur dan mengadakan pesta ulang tahun anak, semakin besar. Sindrom takut tidak terlihat mengakibatkan para ibu ini menjadi menghamburkan uang berlebihan.

Namun demikian, sebenarnya ada sisi positif dari para ibu millenial memakai media sosial. Mereka jadi tahu apa produk yang berguna dan tidak untuknya. Seperti pengalaman Hilary Kiley, 34 tahun, yang memakai komunitas para ibu di Facebook untuk bertukar pakaian anak dan promo diskon. (Elsa/Ndw)
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini