Sukses

Penggunaan Alat Kesehatan Lokal Amankan Kas BPJS Kesehatan

Dengan diproduksinya alat kesehatan di dalam negeri, maka akan menekan biaya layanan kesehatan yang harus ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) berharap para produsen alat-alat kesehatan di Indonesia dapat lebih banyak menjual produk lebih murah di dalam negeri. Dengan demikian, dapat membantu menekan biaya kesehatan serta meringankan beban yang harus ditanggung BPJS Kesehatan.

Jk mengungkapkan, ‎dengan keberadaan industri alat kesehatan di dalam negeri, maka alat-alat penunjang layanan kesehatan di rumah sakit tidak hanya perlu diimpor dari negara lain. Alat-alat tersebut bisa diproduksi di dalam negeri dengan harga jual yang lebih murah sehingga biaya kesehatan pun bisa ditekan.

"Dengan teknologi yang berkembang dengan baik, kita melihat peralatan yang lebih murah (di dalam negeri) supaya kas BPJS juga tidak jebol. Masyarakat kan sudah diasuransikan oleh negara. Sehingga negara berkepentingan atas industri seperti ini. Kita juga tidak ingin ini hanya di kota besar tapi juga untuk layanan kesehatan di daerah-daerah," ujar dia di Cikarang, Jawa Barat, Jumat (20/5/2016).

Sementara itu, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fahmi Idris mengakui, dengan diproduksinya alat-ala‎t kesehatan di dalam negeri, maka akan menekan biaya layanan kesehatan yang harus ditanggung oleh pihaknya.

"(Dengan diproduksi di dalam negeri) tentu harga peralatan kami harapkan‎ menjadi lebih rendah ketimbang kita harus impor. Keberadaan alat-alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri ini penting untuk menopang program jaminan kesehatan Kartu Indonesia Sehat," kata dia.

Fahmi menyatakan, dalam biaya layanan kesehatan masyarakat yang ditanggung oleh BPJ‎S Kesehatan, terdapat tiga komponen utama, yaitu jasa layanan, peralatan medis, dan obat-obatan. Jika biaya dari salah satu komponen tersebut bisa ditekan, maka total klaim yang harus dibayarkan oleh BPJS Kesehatan juga bisa menurun.

"Dengan biaya yang lebih rendah tentu akan membuat rumah sakit dan pengelola pembiayaan INA-CBG's‎ lebih efisien. Artinya dengan satu kesatuan paket pengobatan sampai sembuh lebih memudahkan tata kelola pembiayaan INA-CBG's. Ini kan ada komponen jasa untuk tenaga kesehatan, komponen alat untuk pemeriksaan dan ada komponen obat. Dengan begini komponen alat kesehatan akan mengurangi pembiayaan," tandas dia. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini