Sukses

Tahun Pemilu, Sektor Saham Konsumsi dan Perkebunan Jadi Incaran?

Sektor saham consumer goods dan perkebunan diproyeksikan masih menarik pada tahun pemilu.

Sektor saham consumer goods (konsumsi), perkebunan, dan infrastruktur diproyeksikan menopang pergerakan indeks saham pada tahun 2014. Hal itu seiring Indonesia menghadapi agenda besar yaitu pemilihan umum.

Selain itu, penyelenggaraan piala dunia 2014 dan penarikan dana stimulus moneter oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve akan berimbas ke pasar modal Indonesia.

Tahun 2013, sepuluh sektor saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) memang tidak memberikan imbal hasil signifikan. Sektor saham di pasar modal hanya memberikan imbal hasil antara 2%-13%.

Sektor saham consumer goods mencatatkan kenaikan 13 % secara year to date, dan tertinggi di bursa. Sedangkan sektor saham pertambangan mengalami penurunan tajam sekitar 23,31% secara year to date.

Lalu di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan sekitar 5,3%-5,8% pada tahun 2014. Suku bunga acuan/BI Rate akan naik sekitar 25 bps-50 bps dari level BI Rate sekarang di 7,5%.

Agenda besar seperti pemilihan umum (pemilu) dan penyelenggaraan piala dunia akan memberikan sentimen positif untuk sejumlah sektor saham.

Sektor saham consumer goods pun masih menjadi pilihan sejumlah analis pada tahun ini seiring perhelatan dua acara besar tersebut.

Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto menuturkan, sektor consumer goods masih berpotensi menguat didukung tingkat konsumsi yang masih tinggi. Selain itu, pertumbuhan kelas menengah yang masih berlanjut juga menjadi penggerak sektor saham consumer goods.

Hal senada diungkapkan dalam riset PT Buana Capital. Konsumsi masyarakat masih akan menunjang ekonomi Indonesia dalam jangka menengah hingga panjang. Pertumbuhan kelas menengah yang diproyeksikan berlanjut diharapkan dapat menjaga daya beli dari tekanan inflasi.

Pemilihan umum juga memberikan sentimen positif untuk sektor konsumsi. Berdasarkan riset PT Henan Putihrai, ketika pemilu dilaksanakan pada 2009, Jakarta consumer index mengalami pertumbuhan hingga 98%. Akan tetapi ada risiko meningkatnya inflasi non-cylical setelah dilaksanakannya pemilu.

"Pemilihan umum akan memberikan keuntungan untuk sektor consumer goods dan telekomunikasi. Ketika kampanye saat pemilu dibutuhkan makanan, pulsa dan rokok. Namun saham media kurang mendapatkan untung dari pemilu, " ujar Kepala Riset PT Bahana Securities, Harry Su.

Harry pun memilih saham di sektor konsumsi yang dapat dipertimbangkan seperti saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) pada 2014.

Sementara itu, Analis PT Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan, saham media dapat dicermati tahun 2014 dengan penyelenggaraan pemilu. Iklan kampanye diharapkan memberikan kontribusi baik untuk media.

Sementara itu, sektor perkebunan juga mendapatkan nilai positif untuk tahun depan. Meski harga komoditas diproyeksikan masih lemah.

PT Henan Putihrai menyebutkan, panen kelapa sawit pada tahun 2014 diperkirakan lebih baik dari 2013. Hal itu karena faktor cuaca yang mendukung selama tahun penanaman 2013.

Proyek Pertamina untuk melakukan blending biodiesel sebesar 3,3 juta kilo liter untuk tahun 2014 dan 2015 dapat memberikan pengaruh positif yang signifikan untuk harga minyak kelapa sawit. Jumlah biodiesel itu memerlukan 10% suplai minyak kelapa sawit Indonesia atau sekitar 5% suplai crude palm oil (CPO) global.

"Akan tetapi tidak boleh mengeyampingkan fakta harga komoditas masih rendah. Selama harganya masih rendah maka keuntungan perusahaan tidak akan maksimal," ujar David.

Kebijakan penerapan biodiesel dan rupiah melemah akan membantu harga CPO.Rata-rata harga CPO diperkirakan mencapai 2.900 Ringgit Malaysia per ton atau naik 20% year on year pada 2014.

Baik PT Henan Putihrai dan PT Buana Capital pun kompak memilih saham perkebunan yaitu PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI).

Sektor saham infrastruktur juga menjadi pilihan karena sektor saham ini didominasi oleh saham-saham defensive. Apalagi di tengah situasi makro ekonomi dan menjelang pemilu 2014.

Dalam riset PT Henan Putihrai menyebutkan, infrastruktur masih menjadi masalah utama iklim investasi Indonesia sehingga pembangunan infrastruktur berpotensi lebih agresif setelah pemilu. (Ahm)

Baca juga:

Saham Lapis Kedua Dominasi Daftar Pencetak Untung 2013

Awal Perdagangan Saham 2014, Lirik Delapan Saham Pilihan

Tutup 2013, Bursa AS Cetak Kinerja Terbaik Sejak Era 1990-an

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Bursa Efek Indonesia atau BEI adalah salah satu tempat yang memperjualbelikan saham, obligasi, dan sebagainya di Indonesia.

    BEI

  • Sektor Saham

Video Terkini