Sukses

Cuma Tumbuh 21%, Penyaluran Kredit Makin Seret

BI melaporkan pertumbuhan kredit sepanjang November melambat dibandingkan tahun sebelumnya.

Bank Indonesia (BI) melaporkan penyaluran kredit sepanjang November 2013 melambat seiring kebijakan kontraksi moneter melalui peningkatan BI rate yang diterapkan sejak Juni 2013.

Data terbaru dari BI, Selasa (7/1/2014) menunjukan penyaluran kredit pada November 2013 mencapai Rp 3.244,7 triliun, atau tumbuh 21,9% Year on Year (YoY). Pertumbuhan ini lebih lambat dari bulan sebelumnya sebesar 22,1%.

Perlambatan pertumbuhan kredit semakin tampak jika dihitung menggunakan kur tetap. BI mencatat pertumbuhan kredit pada November dengan menghilangkan depresiasi kurs rupiah hanya naik 18%, lebih rendah dari bulan sebelumnya 19,4%.

BI melaporkan perlambatan laju pertumbuhan terutama terjadi krdit sektor industri pengolahan dan sekot perdagangan, hotel, dan restoran. Kedua sektor tersebut menguasai 53% total kredit.

Berdasarkan jenis penggunaanmnya, perlambatan pertumbuhan terutama terjadi pada kredit konsumsi yang hanya tumbuh 15,4%, "Sementara kredit modal kerja dan kredit investasi masih tumbuh relatif tetap," ungkap laporan BI tersebut.

Sejalan dengan melemahnya daya beli masyarakat, kredit pada sektor properti juga melambat. Kredit properti pada November 2013 mencapai Rp 469,9 triliun, tumbuh 26,9% (YoY) lebih rendah jika dibanding Oktober 2013 sebesar 29,4%.

Perlambatan penyaluran kredit properti tersebut terutama dalam bentuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilihan Apartemen (KPA) yang tumbuh melambat dari 30,7% (YoY) pada Oktober 2013 menjadi 28,3% di November 2013

"Meskipun mulai melambat, namun pertumbuhan kredit properti tersebut masih relatif tinggi. Hal ini terkait besarnya permintaan masyarakat untuk rumah tinggal," katanya.(Shd)

Baca Juga

Indonesia Susah Keluar dari Jebakan Kelas Menengah

BI Rate Bakal Naik 50 Bps pada Tahun Depan?

Gara-gara KPR Rumah Kedua, Pengembang Gagal Bangun 14 Ribu Rumah

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini