Sukses

Jaga Rupiah, RI Terbitkan Obligasi Global US$ 4 Miliar

Pemerintah Indonesia menerbitkan obligasi berdenominasi dolar senilai US$ 4 miliar. Kupon bunga yang ditawarkan lebih tinggi 5,95%-6,85%.

Indonesia menerbitkan obligasi berdenominasi dolar senilai US$ 4 miliar dalam upayanya menarik aliran dana masuk dari investor global. Penjualan obligasi tersebut juga ditujukan untuk memperkuat nilai tukar rupiah mengingat bank sentral Amerika Serikat (The Fed) akan mulai memangkas dana stimulusnya Januari 2014.

Seperti melansir laman Bloomberg, Rabu (8/1/2014), menurut Kantor Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, surat utang yang diterbitkan pemerintah terdiri dari obligasi bertenor 10 tahun dengan kupon 5,95% dan obligasi bertenor 30 tahun dengan kupon 6,85%, masing-masing senilai US$ 2 miliar.

Jumlah bunganya lebih tinggi dibandingkan imbal hasil (yield) obligasi bertenor 10 tahun saat ini sebesar 5,695% dan surat utang yang jatuh tempo pada 2043 dengan yield sebesar 6,352%.

Sepanjang tahun lalu, rupiah anjlok sebesar 21% dan menjadikannya sebagai mata uang dengan penurunan terparah di Asia. Kemerosotan tersebut juga merupakan yang terbesar dalam lebih dari 10 tahun setelah cadangan devisa Indonesia bernilai kurang dari US$ 100 miliar selama enam bulan hingga November 2013.

Di bulan yang sama, Indonesia juga berupaya menambah pasokan dolar dengan menawarkan penjualan surat utang berdenominasi dolar pada para investor lokal. Sayangnya, upaya tersebut tak membuahkan hasil dan meleset dari target.

"Indonesia harus menawarkan penurunan premium risiko mengingat sebagian besar pasar keuangan memprediksi adanya kenaikan suku bunga acuan BI," ungkap Head of Treasury Research and Strategy di PT Bank CIMB Niaga, Jakarta, Mika Martumpal.

Dia menilai, suksesnya penjualan obigasi tersebut dapat berdampak positik bagi rupiah karena menandakan adanya kepercayaan para investor pada aset nasional. Keberhasilan penjualannya juga dipandang dapat meningkatkan aliran dolar masuk ke dalam negeri.

Selain itu, defisit transaksi berjalan yang membengkak mendorong Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga acuannya sebesar 1,75% sejak Juni tahun lalu. Langkah tersebut ditujukan pemerintah untuk mengurangi volume impornya.

Adapun penawaran obligasi yang dikeluarkan pemerintah Indonesia termasuk besar di Asia, sama dengan Korea Selatan. Pemerintah Korea Selatan menawarkan obligasi US$ 4 miliar dalam dua bagian pada April 1998.

Pemerintah pun telah menunjuk Bank of America Corp, Citigroup Inc, Deutsche Bank AG, PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas untuk membantu penerbitan obligasi itu. (Sis/Ahm)


Baca Juga:

Rupiah Jeblok, RI Bakar Duit Rp 210 Triliun buat Subsidi BBM

Pemerintah Pakai Konsep Kawasan buat Tarik PBB Migas

Fitch Ratings Beri Prospek Stabil untuk Obligasi Global RI


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini