Sukses

Hatta Rajasa Sindir Dahlan Iskan soal Merpati

Menko Perekonomian Hatta Rajasa kembali menyindir Menteri BUMN Dahlan Iskan itu karena tak jua melaporkan rencana bisnis Merpati

Setelah merasa diacuhkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan karena tak dilibatkan dalam persetujuan rencana akuisisi PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk oleh PT Pertamina (Persero), kini Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa kembali menyindir mantan Direktur PT PLN (Persero) itu karena tak jua melaporkan rencana bisnis PT Merpati Nusantara Airlines (MNA).

"Kalau diminta Menteri BUMN rapat, ya kami rapatkan. Tapi stakeholder-nya (Dahlan) harus ada, jangan sampai Menko mimpin rapat yang hadir tidak ada," kata Hatta usai Rakor Tata Ruang di kantornya, Jakarta, Senin (13/1/2014).

Dia mengungkapkan, pihaknya dan Kementerian Keuangan serta kementerian terkait hanya ingin mendengar laporan rencana bisnis (business plan) Merpati sebagai bagian dari proses restruktururisasi utang senilai Rp 6,7 triliun.

"Kalau business plan-nya bagus ya silahkan jalan, tapi kalau tidak bagus ya tutup saja. Mudah kok menguji suatu business plan bagus atau tidak, kan ada Menteri Keuangan dan lainnya," ujar dia.

Jika rencana bisnis maskapai penerbangan pertama di Tanah Air itu tidak sesuai dengan harapan pemerintah dan bagi perusahaan, Hatta menegaskan Merpati harus berhenti beroperasi.

"Saya harus realistis saja, kala business plan tidak baik tutup saja. Masa utang Rp 6,7 triliun mau ditombokin, tidak bisa. Kami tidak mungkin memberikan jalan atau tidak tanpa studi yang baik dan business plan yang mantap," tukas dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, Hatta Rajasa mengaku tak dapat menggelar rakor apabila Dahlan Iskan tidak hadir. "Menterinya (Dahlan) saja tidak ada. Kalau Menterinya tidak ada, ya saya tunda sampai Menterinya ada. Mau tanggal berapa saja saya siap rakor," ucap dia.

Hatta mengakui bahwa pemerintah memberikan waktu satu bulan supaya maskapai penerbangan pertama di Tanah Air itu dapat menyampaikan rencana bisnisnya ke depan. "Kalau rencana bisnisnya tidak masuk akal, pemerintah suruh bailout Rp 6,7 triliun ya tidak kuat," keluhnya. 

Meski terlilit dengan tumpukan utang, dia meminta kepada PT Pertamina (Persero) untuk terus memasok bahan bakar avtur ke Merpati. "Pertamina tidak mau suplai bahan bakar lagi. Tapi saya sudah minta Pertamina suplai dulu lah," tandas Hatta. (Fik/Ndw)

Baca juga:

Mau Selamat, Merpati Diimbau Serahkan Anak Usahanya ke PPA

Nasib Merpati di Tangan Dahlan Iskan?

Merpati Terancam Tutup, Pegawai Kembali Tuntut Pergantian Direksi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.