Sukses

Sambut UU Minerba, Rupiah Menguat ke Level 11 Ribu/US$

Sementara nilai tukar rupiah di pasar NDF juga tercatat menguat sebesar 0,5% ke level 11.858 dan sempat menyentuh 11.830 per Dolar AS.

Nilai tukar rupiah tercatat mengalami penguatan terbesar dalam enam minggu terakhir sejak Desember 2013 setelah pemerintah memberikan sinyal akan mengefektifkan Undang-undang Mineral dan Batu Bara (Minerba) yang melarang perusahaan tambang mengekspor mineral mentah.

Seperti dikutip dari data valuta asing (Valas) Bloomberg, Senin (13/1/2014), pasar bank domestik menunjukkan nilai tukar rupiah menguat 0,9% ke level 12.051 per dolar AS pada perdagangan pukul 10.27 waktu Jakarta. Sementara nilai tukar rupiah di pasar Non Deliverable Forward (NDF) juga tercatat menguat sebesar 0,5% ke level 11.858 dan sempat menyentuh 11.830 per dolar AS.

Penguatan tersebut merupakan yang terbesar sejak perdagangan 3 Desember 2013.

Sementara itu, data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) juga mencatat penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Hari ini, dolar di sejumlah bank lokal di perdagangkan di level 12.197 per dolar AS.

Rupiah tercatat menguat menguat 150 poin dibandingkan posisi akhir pekan lalu di level 12.197 per dolar AS.

Sepanjang tahun ini, penguatan rupiah kali ini merupakan yang tertinggi. Penguatan rupiah merupakan yang terbesar sejak 12 Desember lalu di level 12.025 per dolar AS.

Disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menandatangani undang-undang yang mengatur larangan pengiriman mineral mentah tersebut. Akan tetapi sebanyak lebih dari 60 perusahaan masih diizinkan untuk melakukan ekspor karena berencana memproses hasil tambangnya di Tanah Air.

Pemberlakuan larangan yang tidak seketat usulan awal tersebut berlaku Minggu (12/1/2014) dan mulai berdampak pada harga-harga mineral. Larangan tersebut juga telah mendorong naik harga nikel dan tembaga hari ini.

"Rupiah mendapat penguatan besar dari perubahan undang-undang pengiriman mineral mentah yang baru berlaku kemarin. Peraturan-peraturan tersebut secara signifikan sangat berpengaruh," ungkap pakar strategi senior Credit Agricole CIB Hong Kong, Dariusz Kowalczy.

Selain itu volatilitas rupiah satu bulan ke depan, tercatat turun 36 basis point ke level 13,87%. Sementara Association of Banks di Singapura mencatat kurs rupiah di pasar NDF menguat 1,8% menjadi 11.812 per dolar AS dari lvel 12.033 pada perdagangan 10 Januari 2014. (Sis/Shd)

Baca Juga

IHSG Sepekan: Rupiah & Rilis Data Ekonomi Jadi Perhatian Utama

RI Rela Duit Melayang daripada Bijih Mineral Diekspor Gila-gilaan

BI Yakin Kurs Rupiah Bakal Kembali Perkasa Tahun Ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini