Sukses

Jusuf Kalla : Subsidi BBM RI Masih Terlampau Besar

Sebagai negara berkembang dengan pertumbuhan ekonomi cukup tinggi, Indonesia dinilai masih memberikan subsidi bahan bakar minyak yang tinggi

Sebagai negara berkembang dengan pertumbuhan ekonomi cukup tinggi, Indonesia dinilai masih memberikan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang terlalu tinggi.

Pada tahun 2014, dengan total APBN sebesar Rp 1.800 triliun, nilai subsidi yang diberikan negara ini mencapai 22%. Besaran ini dinilai masih terlalu besar, menurut  Mantan Wakil Presiden Indonesia periode 2004-2009, Jusuf Kalla.

Dia menyatakan komposisi perbandingan antara total anggaran dan total subsidi dinilai kurang pas. "Subsidi itu memang penting, tapi kalau subsidi 22% dari APBN kan berat, idealnya sekitar 10% saja," ungkap pria yang kerap disapa JK di Jakarta, Senin (27/1/2014).

Menurut JK, satu hal yang berbahaya jika kontribusi subsidi BBM yang terlihat belum menunjukkan penurunan, bahkan berpotensi akan terus meningkat seiring pertumbuhan konsumsi BBM.

"Subsidi yang harus harus dikurangi pemerintah itu ya BBM, tapi kalau beras harus tetap, pupuk juga jangan dikurangi," tegas dia.

Dia mengatakan jika subsidi dikurangi yang besaran idealnya dikatakan sekitar 10% dari APBN tersebut, maka anggaran bisa dialokasikan ke subsidi sektor infrastruktur dan kesehatan masyarakat Indonesia.

"Tidak boleh masuk ke gaji pegawai dan hal lain yang tidak penting, lebih baik masuk buat bangun waduk, bangun bendungan, biar tidak bajir lagi," tutupnya. (Yas/Nrm)

Baca juga:

Begini Solusi Agar Rupiah Perkasa versi Jusuf Kalla

Gas Jadi Energi Primer, JK: Di Sini Peran Utama PGN & Pertamina

Subdisi Listrik Industri Kakap Dicabut, JK: Masa Mampu Disubsidi


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini