Sukses

AS Bisa Bikin Minyak Dunia Anjlok ke US$ 40 per Barel

Dengan kapasitas pengeboran yang menyentuh level tertinggi dalam 40 tahun terakhir, industri AS dapat mendorong harga minyak kembali ambruk

Liputan6.com, New York - Dengan kapasitas pengeboran Amerika Serikat (AS) yang menyentuh level tertinggi dalam 40 tahun terakhir, industri minyak AS dapat mendorong harga komoditas tersebut anjlok lebih parah dalam waktu dekat. Para analis memprediksi, harga minyak dapat dengan mudah ambruk kembali ke level US$ 40 per barel.

"Anda dapat melihat harga minyak jatuh kapan saja satu atau dua bulan ke depan. Saat musim semi, kilang-kilang minyak kembali dari tempat pemeliharaan," ujar analis energi Citigroup Eric Lee seperti dikutip dari CNBC, Selasa (10/3/2015).

Dia menjelaskan, permintaan dapat menguat daripada sebelumnya dan secara global hal tersebut akan berpengaruh cukup kuat.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal OPEC Abdalla Salem el-Badri mengatakan, kebijakan OPEC telah berhasil mempengaruhi industri minyak AS dan memicu pengurangan belanja modal untuk produksi secara global. Kondisi inilah yang akan memicu harga minyak naik lebih tinggi.

Meski begitu, industri AS justru tak menunjukkan perlambatan pada produksi minyaknya. AS menghasilkan lebih dari 9 juta barel per hari sejak November saat harga minyak telah turun drastis.

Pekan lalu, AS tercatat memproduksi minyak sebanyak 9,32 juta barel per hari dan mencapai level tertingginya dalam beberapa tahun terakhir. Para analis memprediksi, produksi minyak yang kuat di AS mungkin akan turun mengingat beberapa sumur dalam operasinya mengalami penurunan produksi dan lebih banyak sumur lagi yang harus di non-aktifkan.

Tapi saat ini, faktor musiman seperti pemeliharaan kilang dapat mempengaruhi permintaan, dan produksi AS dapat merajalela meski di tengah harga minyak yang melemah.

"Dengan harga minyak jenis West Texas Intermediate yang telah menyentuh US$ 50 per barel pekan ini, harga minyak dapat dengan mudah jatuh ke level US$ 40 per barel," katanya.

Jika pasar minyak merasa sangat tertekan, maka harga akan dengan mudah bergerak ke level US$ 40 per barel dan ada peluang harga minyak terguling ke level US$ 20 per barel.

Presiden Lipow Oil Associates, Andrew Lipow, juga memprediksi harga minyak jatuh ke US$ 40 per barel sebelum akhirnya dapat pulih kembali. Sejauh ini, Lipow tak melihat adanya potensi kelangkaan minyak di AS. (Sis/Ahm)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.