Sukses

Pengusaha Ingin BI Rate Turun ke 6,5% pada 2016

Peran Bank Indonesia dalam membantu pertumbuhan ekonomi di 2016 diharapkan para pengusaha untuk lebih aktif.

Liputan6.com, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berharap Bank Indonesia (BI) menurunkan tingkat suku bunga acuannya (BI rate) sebesar 0,5 persen hingga 1 persen pada tahun depan. Dengan demikian diharapkan dunia usaha di dalam negeri mampu bersaingan dengan negara-negara lain, terutama saat berlangsungnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, Suryani SF Motik mengatakan, dirinya memahami langkah BI yang menahan tingkat suku bunga acuannya pada level 7,5 persen selama 11 bulan terakhir. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) menaikan suku bunganya.

"Karena kan ada ketakutan dari The Fed. Tapi sekarang nyatanya The Fed sudah menaikan. Dan untungnya pasar tidak terlalu berpengaruh, cuma 1-2 hari saja setelah itu normal lagi," ujarnya di Jakarta, Sabtu (19/12/2015).

Namun demikian, BI diharapkan bisa menurunkan suku bunga acuannya pada tahun depan sehingga semakin banyak permodalan yang bisa disalurkan ke sektor usaha. "Maka 2016 itu waktu yang tepat untuk BI turunkan lagi, sehingga pertumbuhan penyaluran kredit bank bisa tinggi. Kalau tidak, kita tidak bisa berharap pertumbuhan ekonomi 7 persen," kata dia.

Suryani mengungkapkan, jika ingin penurunan BI rate ini langsung berdampak signifikan bagi sektor usaha, maka setidaknya BI harus menurunkan suku bunga acuannya sebesar 0,5 persen-1 persen. "Sekarang kan masih 7,5 persen. kalau misalnya turun 0,5 persen-1 persen. Itu efeknya luar biasa. Kalau jadi 6,5 persen itu akan lain efeknya. 0,5 persen turun saja sudah luar biasa. Kita tidak tuntut yang lain-lain, sementara negara tetangga bunganya 5 persen," tandasnya.

BI sendiri telah memberikan sinyal bakal menurunkan BI Rate pada tahun depan. Namun penurunan suku bunga acuan tersebut masih harus mempertimbangkan indikator makro ekonomi Indonesia, termasuk inflasi yang rawan meningkat di 2016.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo mengaku, keputusannya untuk tetap mempertahankan level suku bunga 7,5 persen sangat beralasan. Salah satunya ketidakpastian kondisi ekonomi global meskipun data-data ekonomi di dalam negeri telah menunjukkan tanda-tanda perbaikan. "Keputusannya bertahan pada BI Rate yang sekarang karena melihat kondisi eksternal yang masih menjadi perhatian walaupun perbaikan data di domestik terus berlangsung," ujar dia.

BI, sambungnya, membuka opsi penurunan suku bunga atau pelonggaran moneter lainnya pada tahun depan dengan dukungan data dan informasi. Semua ini akan dievaluasi dalam Rapat Dewan Gubernur pada Januari 2016. 
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo memberikan keterangan pada wartawan usai pertemuan dengan Presiden Finlandia Sauli Niinisto, Jakarta (4/11). (Liputan6.com/Angga Yuniar)
"Kami melihat ada ruang untuk melonggarkan (moneter) ke depan, tapi harus didukung data, indikator ekonomi. Apalagi dengan kenaikan suku bunga The Fed, perhatian kita sudah mulai jelas. Kami harap data dan indikator makro ini bisa dikaji lengkap dalam RDG Bulanan Januari 2016," jelas dia.

Faktanya saat dilakukan kajian lengkap RDG bulanan, BI masih memperhatikan kondisi global, perkembangan quantitative easing oleh Bank Sentral Eropa dan Jepang, pelemahan ekonomi China dan sebagainya.

Inflasi, ditargetkan pemerintah 3 persen di 2015 dan 4 plus minus 1 persen pada 2016 tentang potensi tekanan inflasi karena beberapa komoditas strategis perlu diwaspadai, seperti beras, rencana kenaikan tarif listrik dari 900 Va ke 1.300 Va.

"Hal-hal yang terkait dengan volatile food administration bisa memberi tekanan pada inflasi, termasuk defisit transaksi berjalan yang cenderung meningkat pada tahun depan meskipun masih di level sehat dan aman. Jadi hanya perlu waktu saja," ujar Agus. (Dny/Gdn)


**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Kamar Dagang dan Industri Indonesia atau Kadin Indonesia adalah organisasi pengusaha Indonesia yang bergerak di bidang perekonomian.

    Kadin

  • BI Rate