Sukses

Dua Tantangan Eksternal bagi Perekonomian RI di 2014

Paling tidak ada dua tantangan dari segi eksternal yang harus dihadapi perekonomian Indonesia pada 2014 ini.

Perekonomian Indonesia memiliki dua tantangan dari segi eksternal yang harus dihadapi pada 2014 ini. Hal ini mengingat defisit neraca transaksi berjalan dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang masih akan berlangsung hingga tahun ini.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sofjan Wanandi, menyebutkan dua tantangan tersebut yaitu ketidakstabilan pasar keuangan global dan penurunan permintaan global.

Menurut Sofjan, ketidakstabilan pasar keuangan global ini merupakan imbas dari rencana pengurangan stimulus ekonomi atau quantitative easing di AS. Hal ini mengakibatkan resiko pergerakan modal keluar dari Indonesia semakin meningkat.

"Perubahan arah kebijakan global berdampak terhadap ketidakpastian global dan tekanan terhadap negara berkembang. Khususnya bagi Indonesia yang rentan karena dapat mengakibatkan cadangan devisa nasional tergerus akibat defisit neraca berjalan yang tidak kunjung reda," ujarnya di Jakarta seperti ditulis Kamis (2/1/2014).

Kemudian, tantang terkait penurunan permintaan global, lanjut Sofjan, diperkirakan masih akan menyusut karena perlambatan pertumbuhan ekonomi negara-negara seperti China, India dan negara berkembang lain, serta pemulihan ekonomi Eropa dan AS yang dinilai sangat lambat.

Hal ini akan berimbas kepada jumlah permintaan dan pelemahan harga barang komoditas terutama barang-barang ekspor dari Indonesia.

"Kemudian, realisasi investasi asing di Indonesia juga masih akan melambat karena sikap kehati-hatian mereka dalam menanamkan uangnya," tambah dia.

Sofjan menjelaskan, dengan biaya usaha di Indonesia yang terus meningkat karena ekspektasi inflasi yang masih tinggi, mahalnya biaya bahan baku akibat lemahnya nilai tukar rupiah serta terus tergerusnya cadangan devisa akibat defisit neraca berjalan, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014 hanya berada pada kisaran 5%-5,2%.

"Padahal untuk menyerap jumlah angkatan kerja baru dan carry-over dari tahun sebelumnya yang terus bertambah setiap tahun, Indonesia memerlukan double-digit pertumbuhan," tandasnya. (Dny/Nrm)

Baca juga:

Pemilu 2014 Bisa Bantu RI Jungkirkan Proyeksi Ekonomi Bank Dunia

Indonesia Susah Keluar dari Jebakan Kelas Menengah

5 Negara dengan perekonomian Terbaik di 2013

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.