Kondisi Harga Minyak Saat Ini Persis Seperti Tahun 1998

Liputan6.com, New York - Harga minyak pada perdagangan Rabu (14/1/2015) sempat menunjukkan penguatan tak terduga sebesar US$ 2,59 ke harga US$ 48,48 per barel.

Kenaikan mendadak tersebut terjadi setelah harga minyak jatuh lebih dari 60 persen untuk minyak mentah jenis WTI. Kondisi harga minyak saat ini sangat mirip dengan penurunan 61 persen yang terjadi pada Desember 1998.

Para analis di lembaga pemeringkat internasional Moody's menjelaskan, harga minyak memang akan berbalik menguat dan bertahan dalam jangka panjang, tapi kondisi tersebut tidak akan muncul dalam waktu dekat.

Mengutip laman CNBC, Jumat (16/1/2015), salah satu lembaga pemeringkat dengan prediksi paling tajam tersebut memang mendukung pandangan harga minyak akan berbalik menguat tapi penguatan pada hari sebelumnya mungkin saja hanya fenomena sementara yang tetap harus diperhitungkan.

Keyakinan tersebut tetap dilontarkan meski para analis Moody's baru saja memangkas proyeksi rata-rata harga minyak mentah jenis Brent dan West Texas Intermediate (WTI) selama tiga tahun ke depan.

Baru pekan lalu saat Moody's memprediksi Brent akan bertengger di harga US$ 69 per barel dan WTI di level US$ 66 per barel pada 2015. Namun saat ini, proyeksi tersebut telah dipangkas menjadi US$ 55 per barel untuk Brent dan US$ 52 per barel untuk WTI.

Sementara menurut para analis di Citi, penurunan harga minyak memang selalu diikuti oleh kenaikkan entah dalam waktu dekat atau jangka panjang. Hanya saja, saat ini masih butuh waktu cukup panjang bagi harga minyak untuk membalikkan pergerakannya.

Namun para pedagang minyak akan melihat kenaikkan sementara tersebut seperti bintang. Biasanya kondisi pergerakan harga seperti saat ini akan diyakini sebagai sinyal adanya penguatan harga di pasar minyak dalam waktu dekat. (Sis/Nrm)