Sukses

Agus Marto Yakin Ekonomi RI Membaik, Ini Alasannya

Agus menyebut, perekonomian Indonesia tahun ini akan lebih baik dibanding tahun lalu.

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo yakin kondisi ekonomi Indonesia akan kembali menggeliat. Agus menyebut, perekonomian Indonesia tahun ini akan lebih baik dibanding tahun lalu.

Dia menjelaskan, secara umum kondisi ekonomi Indonesia saat ini berada dalam konsidi yang baik. Hal ini terlihat neraca transaksi berjalan Indonesia yang masih terjaga serta tingkat inflasi yang mengalami perbaikan pada akhir tahun lalu.

"Kita paling tidak melihat kondisi transaksi berjalan kita, inflasi kita yang mengalami perbaikan. Ada perbaikan pembangunan infrastruktur kita, perbaikan inflasi. Inflasi memang harus ada catatan karena inflasi sepanjang tahun itu 3,35 persen. Tapi kan, satu bulan terakhir hanya 0,9 persen," ujanya di Jakarta, Senin (11/1/2016).

Dia menjelaskan, adanya komitem pemerintah dalam pembangunan infrastruktur akan membangun kepercayaan para investor baik dalam negeri maupun asing untuk mengucurkan dananya di Indonesia. Dengan demikian akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik di tahun ini.

"Kita juga melihat, bahwa secara umum komitmen pemerintah untuk melakukan percepatan di sektor infrastruktur, itu dibuktikan dengan banyak departemen pemerintah yang bertanggung jawab terhadap infrastruktur melakukan pelelangan. Yang diharapkan nanti di kuartal pertama ada progres yang membantu pertumbuhan ekonomi," jelasnya.

Meski demikian, Agus juga mengingatkan masih ada beberapa hal yang perlu diwaspadai pada tahun ini. Ekonomi China masih belum mampu bangkit sepenuhnya. Selain itu juga harga-harga komoditas di pasar internasional yang belum menunjukan perbaikan yang signifikan saat ini.

"Ekonomi China ini kita mengikuti dalam 10 hari terakhir ini sampai di-suspend sampai dua kali. Dan kita lihat nilai Yuan melemah. Yang lebih perlu kita perhatikan adalah ternyata responnya lebih ke harga minyak, di mana harga minyak mengalami penurunan seperti WTI, Brent dan kemudian komoditi turunannya. Jadi kemudian dikhawatirkan kondisi di China ini akan berdampak pada negara‎ berkembang," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.