Sukses

Awal Pekan, Rupiah Sempat Menguat ke 13.117 per Dolar AS

Berdasarkan kurs Jisdor Bank Indonesia, rupiah dipatok di angka 13.160 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) stabil di kisaran 13.100 per dolar AS pada perdagangan di awal pekan ini. Rupiah berpotensi terus menguat pada perdagangan pekan ini.

Mengutip Bloomberg, Senin (21/3/2016), rupiah dibuka di angka 13.165 per dolar AS. Melemah jika dibandingkan dengan penutupan pada perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.116 per dolar AS.

Di awal perdagangan, rupiah sempat menguat di kisaran 13.117 per dolar AS. Namun kemudian kembali melemah ke kisaran 13.182 per dolar AS.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah dipatok di angka 13.160 per dolar AS. turun jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 13.048 per dolar AS.

Ekonom Natixis Asia Ltd Hong Kong Trinh Nguyen menjelaskan, rupiah mampu bertahan di kisaran 13.100 per dolar AS karena dampak dari kebijakan moneter yang dijalankan oleh Bank Indonesia.

Bank sentral di beberapa negara lain memang mengambil kebijakan pelonggaran moneter. Bahkan ada beberapa bank sentral yang mematok suku bunga di bawah nol persen.

Bank Sentral AS atau The Fed pun juga memilih untuk menahan langkah pengetatan kebijakan moneter dan menunggu tanda-tanda pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat. Pekan lalu Bank Indonesia memang telah menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,75 persen dari sebelumnya 7 persen.

"Penurunan ini bukan yang terakhir kalinya dan nanti masih akan ada kesempatan lagi di April," jelasnya. BI telah tiga kali berturut-turut menurunkan suku bunga di tahun ini. Penurunan tersebut membuat rupiah terus menguat. Jika dihitung sejak wal tahun, rupiah telah menguat kurang lebih 4,59 persen.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, dari dalam negeri, likuiditas rupiah terus membaik, ruang penguatan rupiah masih tersedia.

Namun memang, BI akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelonggaran kebijakan moneter. Ada kemungkinan peningkatan inflasi yang didorong oleh bahan makanan. (Gdn/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini