Sukses

Wall Street Seret Bursa Saham Asia ke Zona Merah

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 0,3 persen pada perdagangan saham Selasa pekan ini.

Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia tergelincir pada perdagangan saham Selasa pekan ini didorong bursa saham Amerika Serikat (AS) tertekan. Hal itu lantaran harga minyak kembali melemah dan data ekonomi AS beragam sehingga memberikan kekhawatiran terhadap prospek suku bunga bank sentral AS.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 0,3 persen. Indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,7 persen. Indeks saham Jepang Topix susut 1,4 persen.

Bursa saham Australia mengalami tekanan dengan melemah 0,7 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi merosot 0,6 persen. Indeks saham Selandia Baru/NZX 50 bergerak variasi.

Tekanan terhadap bursa saham Asia ini tak lepas dari harga minyak dunia tertekan. Harga minyak dunia turun lebih dari dua persen sehingga mendorong harga Brent ke posisi terendah dalam satu bulan.

 

Investor pun meragukan negara-negara penghasil minyak akan membekukan produksi untuk mengatasi pasokan minyak berlebih. Demikian seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (5/4/2016).

Selain itu, kebijakan bank sentral AS soal suku bunga juga menjadi sorotan. Hal itu mengingat data ekonomi bervariasi dan pernyataan pejabat bank sentral AS yang beragam.

Data ekonomi AS menunjukkan kalau pertumbuhan ekonomi masih lesu pada kuartal I 2016. Data pesanan baru untuk barang-barang manufaktur tergelincir pada Februari 2016.

Ada pun alasan membuat bank sentral AS menaikkan suku bunga dalam waktu dekat seiring pernyataan pimpinan bank sentral AS Janet Yellen yang hati-hati kontras dengan pejabat the Federal Reserve lainnya.

Pimpinan the Federal Reserve Boston Eric Rosengren menilai pihaknya pesimistis kalau tidak ada kenaikan suku bunga lagi pada 2016. Di sisi lain pimpinan the Federal Reserve Neel Kashkari mengatakan kalau dirinya nyaman dengan kebijakan moneter AS sekarang. Ia mengharapkan pertumbuhan ekonomi moderat di depan.

Di pasar uang, euro stabil di kisaran US$ 1,1390. Dolar Australia melemah 0,1 persen menjadi US$ 0,7595. Investor menunggu pertemuan kebijakan terbaru bank sentral Australia. (Ahm/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini