Sukses

Laju IHSG Konsolidasi Menanti Laporan Keuangan Emiten

Pelaku pasar menanti rilis kinerja emiten bank pada kuartal I 2016 sehingga pengaruhi laju IHSG.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi bergerak mendatar pada perdagangan saham Kamis (21/4/2016). Gerak IHSG menanti laporan keuangan emiten kuartal I 2016.

Kepala Riset PT Universal Broker Securities Satrio Utomo mengatakan, perilaku pasar tidak agresif lantaran mengantisipasi kinerja emiten. Dia menambahkan, pelaku pasar saat ini tengah menunggu emiten terutama sektor perbankan.

"Sebenarnya sudah keluar Bank BNI bagus, sepertinya memang menanti yang gede-gede,  BRI, Mandiri dan BCA‎," kata dia saat dihubungi Liputan6.com seperti ditulis Kamis pekan ini.

Satrio menuturkan, pelaku pasar juga sedang memperhatikan kinerja bank dalam melakukan efisiensi yang berimbas pada penurunan net interest margin (NIM)."Orang khawatir pengaruhnya NIM seperti apa," kata dia.

Sementara itu, dia menjelaskan pelemahan IHSG kemarin karena tertekan oleh saham-saham sektor konsumer. "IHSG terkoreksi konsumer, rokok turun banyak banget, Sampoerna, Gudang Garam, Unilever," ujar dia.

Satrio memperkirakan IHSG bergerak pada support 4.850-4.860 dan resistance 4.900 pada perdagangan saham Kamis pekan ini.

Satrio merekomendasikan saham PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA).

Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, IHSG bergerak variatif dengan kecenderungan tertekan. IHSG diperkirakan bergerak pada level support 4.835 dan resistance 4.910.

Lanjar menerangkan, pada perdagangan saham kemarin 20 April 2016 IHSG turun tipis 5,33 poin ke level 4.876. IHSG tertekan penjualan dari emiten rokok tak sesuai dengan ekspektasi pasar.

"IHSG bergerak cenderung moderate setelah awal sesi emiten rokok berkapitalisasi dan pemberat besar membukukan penjualan dan bottom line mengecewakan sehingga diterpa aksi jual investor," kata dia dalam ulasannya.

Meski begitu, laju IHSG tertahan oleh oleh penguatan sektor properti dan perbankan.  Lanjar menuturkan, pelaku pasar optimistis kebijakan pemerintah yang mendorong pertumbuhan kredit dan penjualan properti.

"Terlihat investor masih cenderung antusias pada sentimen kebijakan pemerintah yang lebih pro pada pertumbuhan kredit dan penjualan properti," tutur dia. (Amd/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini